Senin, 07 Agustus 2023

Mamaku Rini Wulandari.

Perkenalkan namaku rini wulandari, biasa dipanggil rini. umurku 41 tahun. aku adalah seorang guru di sebuah sma negeri di kota kecil di pinggiran jawa timur. aku mempunyai suami bernama budiawan, umurnya 42 tahun. suamiku seorang pejabat teras di linkungan pemkot tempat kami tinggal. kami memiliki 2 orang anak, seorang anak laki laki dan seroang lagi perempuan. anakku yang pertama bernama yunita. umurnya baru 19 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di luar kota. sedangkan anakku yang kedua bernama agus baru berumur 17 tahun, saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.


Sedikit deskripsi tentang diriku. aku mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg.tubuhku tidak terlalu kecil tapi juga tidak gemuk, lebih tepat dsebut berisi. kulitku kuning langsat khas wanita dari kotaku. ukuran payudaraku lumayan besar yaitu 36c, meskipun sudah agak kendur setelah hamil dan menyusui kedua anakku. sehari hari aku memakai baju muslim dengan jilbab lebar yang menutupi dadaku untuk mengajar dan beraktifitas di luar rumah. sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster untuk pakaian sehari-hari.


rumahku berukuran cukup besar dan terletak di pinggiran kota. karena tuntutan pekerjaan, suamiku yang bekerja di dinas keungan sering pergi keluar kota, entah itu untuk kunjungan kerja maupun rapat koordinasi. sedangkan anakku yang pertama, yunita, hanya pulang tiap akhir pekan itupun jika tidak ada kegiatan di kampus atau tugas yang harus diselesaikan. sedangkan agus, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yang dia ikuti. praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.


di rumahku selain keluarga ku, ada seorang asisten rumah tangga dan tukang kebun yang merangkap penjaga rumah yang merupakan sepasang suami istri. asisten rumah tanggaku bernama mbok minah sedangkan tukang kebunku bernama pak kardi. setiap hari mbok minah bekerja dari jam 5 pagi sampai 6 petang. mbok minah tidak tinggal di rumahku. dia setiap hari pulang pergi dari rumahnya yang tidak jauh begitu pula dengan pak kardi. meskipun begitu ada sebuah kamar kosong untuk pak kardi karena sering harus menginap jika harus menjaga rumah kami.


di lingkungan tempat kami tinggal keluarga kami cukup di hormasti. selain karena background profesiku dan suamiku sebagai guru dan pejabat di lingkungan pemkot. tapi juga karena keluargaku yang selalu menjunjung nilai nilai hidup orang jawa dan agama yang kami anut. meskipun tidak terlalu fanatik, aku selalu mengajarkan anak anakku untuk berbuat baik sesuai aturan agama. oleh karena itu tidak jarang suamiku diminta untuk memimpin kegiatan di ingkungan kami, begitu juga aku yang menjadi penggerak kegiatan PKK dan pengajian di tempat kami.


sebagai seorang istri dan ibu aku berusaha untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku. aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian. semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku. meskipun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan laki-laki di sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku. ya meskipun memakai baju muslim saat di luar rumah, nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama payudaraku. tubuhku seakan akan menjadi magnet bagi bapak bapak dan anak laki laki tetanggaku serta rekan rekan guru laki laki di sekolah tempatku mengajar.


tidak terkecuali pak kardi, lelaki berusia 65 tahun tersebut tidak jarang kupergoki sedang menatap lekat pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian biasa jadi seakan memberi kesempatan lebih besar untuk menikamti tubuhku. aku merasa tidak nyaman akan hal itu dan sudah berusaha bicara pada suamiku. tapi suamiku berkata untuk tidak berburuk sangka karena pak kardi sudah ikut keluarga suamiku sejak masih muda dan mengenalku hampir 20 tahun sejak aku menikah dengan suamiku. akupun berusaha menghilangkan pikiran buruk tentang pak kardi.


semua hal yang kulakukan tidak bisa membuat hatiku tenang, setiap saat beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diawasi gerak gerikku oleh pak kardi. seperti saat sedang merawat tanaman di halaman, aku merasa pak kardi memperhatikanku dari balik kaca gelap jendela dalam kamarnya yang terletak tepat disamping halaman belakang rumahku atau saat aku ke kamar mandi yang terletak lurus dari kamarnya. semua hal ini justru terus menambah kecurigaanku pada perilaku pak kardi terhadapku. tapi semua itu mungkin juga hanya kupendam dalam perasaanku karena aku belum menemukan bukti nyata kekurang-ajaran pak kardi padaku. sampai suatu saat.


sore itu setelah pulang mengajar aku segera tidur karena lelah mengampu 6 jam pelajaran untuk 3 kelas seharian tadi. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan. aku teringat jemuran di belakang belum diangkat karena siang tadi mbok minah ijin pulang ebih awal karena kurang enak badan. segera aku bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju halaman belakang rumah untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering. ketika berjalan melewati dapur aku melihat pak kardi berdiri di samping tempat jemuran. aku berhenti untuk memperhatikan dari balik jendela dapur apa yang sedang dilakukan pak kardi.


Pertama kali aku tidak sadar karena pikiranku masih belum terkumpul seluruhnya dan pandanganku masih kabur setelah bangun tidur tadi. tapi setelah kuperhatikan secara seksama, aku terkejut setengah mati apa yang kulihat dengan kedua mataku. saat itu pak kardi tengah melakukan masturbasi dan yang lebih mengejutkanku adalah pak kardi menggunakan celana dalamku yang sedang di jemur untuk masturbasi. pak kardi membungkuskan celana dalamku pada penisnya sambil dikocok kocok dengan satu tangan. tidak hanya itu di tangan yang lain kulihat ada bh hitam milikku yang sedang dia ciumi sambil masturbasi.


aku hanya bisa diam mematung menyaksikan hal itu. aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran pak kardi ketika sedang masturbasi menggunakan celana dalam dan bh milikku saat itu. aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi kocokan pada penisnya, serta tiap hirupan nafas pada bh-ku. aku menyaksikan semuanya yang terjadi hingga pak kardi sampai pada orgasmenya. dia menggunakan cup bh milikku yang diciuminya sedari tadi untuk menampung sperma dari penisnya. lalu dia setelah selesai orgasme dia menggunakan celana dalamku untuk membersihkan sisa sperma di penisnya dan mengelap keringatnya.


tidak jadi mengangkat jemuran, aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus memikirkan hal yang baru saja kulihat. aku tidak bisa memikirkan apa apa hanya gambaran pak kardi yang sedang masturbasi yang melayang layang dalam pikiranku. aku hanya terdiam sampai ketukan di pintu kamarku mengejutkanku. aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu pak kardi berdiri tepat di depan pintu kamarku. keringat dingin meluncur dari kepalaku tidak tahu apa yang dilakukan pak kardi di sini. dengan tersenyum dia mengatakan mau pamit pulang karena sudah sore. segera setelah itu dia berbalik dan berjalan menuruni tangga untuk pulang. aku tidak memperdulikan yang dia katakan, dari tadi aku hanya tertunduk memandangi tonjolan celananya.


setelah memastikan pak kardi pergi aku berjalan menuruni tangga dan menuju halaman belakang tempat jemuranku tadi. aku menghampiri pakaian dalamku yang digunakan untuk masturbasi tadi. terlihat di kedua cup bh ku masih ada lelehan sperma pak kardi sedangkan celana dalamku basah kuyup juga oleh sperma serta keringat pak kardi. tanpa kusadari aku mengambil bh tersebut dan mendekatkannya ke hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik pak kardi yang baru saja dia tumpahkan ke bh-ku. aroma sperma yang khas itu seakan menghipnotisku dan menggelapkan pikiranku.


tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana dalamku. jari jariku mulai menggosok gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah mulai basah. aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan vaginaku. aku terduduk di atas rumput halaman rumahku. aku meraih celana dalamku yang berlumuran sperma dan keringat tadi dan meletakkannya di wajahku dan merebahkan tubuhku. aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma pada bh ku. kocokan pada vaginaku semakin cepat, nafasku mulai tersengal sengal. aku merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku. semakin besar rasa itu semakin kupercepat hingga akhirnya aku orgasme. cairan kewanitaanku membasahi tangan dan celana dalam yang kupakai.


aku tidak menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma pak kardi. setiap saat aku mengawasi jemuran di halaman belakang untuk menunggu pak kardi melakukan masturbasinya. hampir setiap hari aku masturbasi seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma pak kardi. photomemek.com sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku mebawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan pakaian dalam bekas masturbasi itu tidak aku cuci tapi justru aku pakai setiap hari. sperma pada bh dan cd yang kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan vaginaku.


sejak hari itu pula kau tahu pak kardi sudah lama melakukan hal ini. gelagat pak kardi yang santai saat masturbasi menandakan bahwa dia sudah terbiasa melakukan masturbasi dengan pakaian dalamku. hampir ku pastikan setiap pakaian dalam yang ku miliki pernah dipakai untuk masturbasi. yang menjadi pikiranku, bagaimana mungkin mbok minah yang hampir tiap hari berada di rumah dan bertanggung jawab atas jemuran tidak menyadri akan hal ini. mungkin pak kardi sudah mengatur strategi dan waktu yang tepat sehingga perbuatannya tersebut tidak diketahui istrinya tersebut. entahlah.


setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan sperma pak kardi, sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam diriku. aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah. semua yang kulakukan telah merusak kehormatan serta kepercayaan dari keluargaku. aku berniat untuk menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba setiap aku melihat sperma pada pakaian dalamku, nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku. kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang membawa ku semakin dalam pada dosa.


jujur aku menikmati semua ini. aku tidak bisa berhenti jika pak kardi masih menggunakan pakaian dalamku untuk masturbasi. aku sadar jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini. semuanya berasal dari pak kardi, jika pak kardi berhenti melakukannya maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tidak tega melaporkannya pada suamiku, aku tidak ingin masalah ini menjadi besar. aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri, dan jalan satu satunya aku harus bicara dengan pak kardi. ya harus bicara langsung dengan pak kardi.


siang itu aku pulang lebih awal. segera aku mengangkat jemuran yang sudah kering terutama pakaian dalamku. aku sudah berniat untuk bicara dengan pak kardi. tapi pertama kali aku harus menghilangkan kesempatannya untuk bermasturbasi dengan pakaian dalamku.aku membawa semua pakaian dalamku ke kamar sehingga pak kardi tidak bisa masturbasi dengan pakaianku. itu adalh langkah awal yang kulakukan untuk menghentikan semua perbuatan dosa ini. aku menyiapkan diriku karena setelah ini aku akan segera menemui pak kardi untuk mebahas hal yang sebenarnya memalukan untuk kami berdua.


dengan langkah mantap aku menuju kamar pak kardi. kulihat pintu kamarnya terbuka menandakan bahwa dia berada di kamarnya. aku membulatkan tekad seiring langkahku ke kamar pak kardi. tapi ketika sampai di depan pintu kamar pak kardi, aku kembali melihat hal yang tidak kuduga. dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya. kulihat pak kardi sedang mengocok penis hitam miliknya. penis itu jauh lebih besar dari milik suamiku. aku hanya bisa diam menatap pak kardi tersenyum ke arahku. gila, dia sadar aku ada disini tapi sama sekali tidak berusaha mengehentikan maupun berusaha menutupi penis hitamnya itu. bahkan dia semakin mempercepat kocokannya sampai dia orgasme memuntahkan sperma putih kental di atas tempat tidurnya.


sadar pak kardi melihat ke arah aku segera berlari dari kamarnya. aku tidak percaya pak kardi berani melakukan masturbasi di hadapanku sendiri.bahkan dengan seakan dengan sengaja memamerkan penisnya padaku. aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuk mencoba menenangkan diri. saat sedang menuang air dari dispenser ke dalam gelas, tiba tiba aku merasa sepasang tangan meraba payudaraku dari belakang. hampir saja gelas berisi air yang akan kuminum jatuh ke lantai. ketika menoleh aku terkejut melihat ternyata pak kardi sudah ada di belakangku.


aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan pak kardi. tapi semakin kuat aku meronta,semakin kuat pula dekapan pak kardi padaku. remasan tangan pak kardi pada payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tidak fokus. tangan kekar pak kardi dengan kasar meremas remas kedua buah dadaku. sesekali pak kardi menarik narik dan memilin pentil ku dari luar bh. aku semakin mengendurkan perlawananku karena payudaraku adalah salah satu bagian tubuhku yang paling sensitif. hembusan nafas pak kardi yang mengenai bagian belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut dalam alunan nafsu pak kardi, yang sedikit demi sedikit mulai mengambil alih kesadaran ku atas tubuhku.


selesai dengan payudaraku salah satu tangan pak kardi mulai merayap ke bawah perutku. tangan hitam kasar itu mulai mengelus elus selangkanganku dari luar. aku yang saat itu memakai daster terusan lengan pendek tidak kuasa menahan serangan serangan dari pak kardi. pak kardi lalu mulai mengangkat bagian bawah dasterku, ditariknya hingga sampai sebatas pinggulku. tangannya yang dari tadi bermain main di luar kini mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku. jari jarinya memainkan bibir vaginaku serta klitorisku. aku hanya bisa menikamti perlakuan pak kardi padaku. mataku terlalu menikmati setiap gosokan pada vaginaku, sampai sampai aku tidak sadar kancing dasterku sudah terlepas semua hanya menyisakan bh yang masih menutupi payudara besar milikku.


jari jari pak kardi mulai menusuk nusuk vaginaku. vaginaku yang sudah sangat basah akibat rangsangan tadi semakin memudahkan pak kardi melancarkan aksinya. saat tangan kirinya berada di vaginaku, tangan kanannya mengeluarkan buah dadaku dari dalam bh tanpa membukanya terlebih dahulu. jari kasar pak akrdi menarik narik dan menjepit pentilku. aku semakin terbuai oleh kenikmqtan yang diberikannya padaku apalagi kini jari jari tangannya sudah mengocok vaginaku secara kasar. nafasku memburu dan badanku bergetar hebat, aku hampir mencapai orgasmeku. sampai akhirnya tiba tiba pak kardi menghentikan semua perbuatannya. dia hanya tersenyum lalu pergi meninggalkanku. aku bingung apa yang terjadi berusaha membenahi pakaian ku dan segera kemabali ke kamar.


sejak saat itu aku semakin bingung dengan keadaanku. di satu sisi aku telah mengalami pelecehan oleh pak kardi, tapi di lain sisi aku sangat menikmati apa yang dilakukan pak kardi padaku, bahkan aku kecewa saat itu pak kardi menghentikan aksinya di tengah tengah aku menuju orgasme. saat itu aku terpaksa menahan nafsuku tanpa pelampiasan karena suamiku tidak sedang di rumah, kadang hatiku kecilku berharap bahwa pak kardi akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku. sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.


setiap hari aku bertemu pak kardi membuatku merasa canggung. kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. di balik senyum pak kardi di depanku dan keluarga tersembunyi kilatan nafsu yang besar, terlihat dari tatapan matanya yang kini sudah terang terangan memandangiku. hal ini diperparah dengan fakta bahwa gambaran penis hitam berurat pak kardi selalu melayang dalam pikiranku. nafsuku semakin menjadi jadi tapi suamiku tidak ada untuk memuaskan nafsuku. aku pernah mencoba bermasturbasi sendiri tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang diberikan pak kardi.aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak ledak.


hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu sedang hujan deras. aku dirumah sendirian karena agus dan suamiku belum pulang. dari dalam kamarku terlihat lampu kamar pak kardi menyala. aku melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. tanpa kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar pak kardi. sesampainya di kamar pak kardi, kulihat pak kardi sedang tidur. aku mendekatinya pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya.


aku mulai mengelus tonjolan di selangkangan pak kardi dari luar celana. aku mendekatkan kepalaku dan mulai menciumi tonjolan itu. aku menghirup bau yang tidak asing, bau sperma yang selama ini di tumpahkan pada pakaian dalamku. aku mengelus elus tonjolan itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan pak kardi.


setelah kuelus, tonjolan di celananya semakin besar dan terlihat ingin keluar dari celana. dengan gemetar ku pelorotkan celananya, sampai penis hitam milik pak kardi mengacung tegak dihadapanku. aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu dan mulai menjilatinya. sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu. aku memaju mundurkan kepalaku dan menghisap penis itu pelan pelan. sambil mengulum penis pak kardi tanganku menggosok vaginaku dari dalam celana. aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tidak sadar saat tangan pak kardi memegangi kepalaku.


ternyata pak kardi sudah bangun, dia hanya menatapku tanpa ekspresi. aku berusaha menjauh tapi tangannya lebih sigap menarikku. aku ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan diatasnya, sekarang posisi berada dibawah pak kardi. pak kardi lalu memelorotkan rok bawahan daster yang kupakai dan membuka celana dalamku. setelah itu dia membuka kancing baju dan bh ku, dikeluarkannya buah dadaku dari bukaan di bagian depan bajuku. tanpa aba aba dia lalu mencaplok pentil payudaraku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit lebut. semua itu dilakukan berulang ulang pada kedua payudaraku. aku sangat menikamati perlakuan itu hingga tanpa kusadari celana dalamku sudah tidak pada tempatnya.


pak kardi mengarahkan penisnya ke vaginaku. vaginaku yang sudah sangat terangsang sampai sampai cairan kewanitaanku membashi celana dalamku. pelan pelan pak kardi memasukkan penisnya. meskipun sudah sempit lagi tapi karena ukuran penis yang besar vagina terasa sangat sesak. panasnya penis pak kardi semakin membuat cairan kewanitaanku keluar dan memudahkan jalan masuknya penis itu. setelah masuk seluruhnya pak kardi mendiamkannya dulu, aku merasa vaginaku terasa penuh diasuki penis pak kardi. penis itu sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku.


pak kardi mulai mengocok penisnya dalam vaginaku. semakin lama kocokannya makin cepat dan liar. sambil menggenjotiku, pak kardi kembali memainkan buah dadaku. salah satu buah dadaku dikulum dalam mulutnya dan yang lain dia mainkan pentilnya dengan jari jari tangannya. pentilku yang dalam keadaan biasa sudah besar semakin bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa. hal ini semakin memudahkan pak kardi memainkan payudaraku. setelah 5 menit digenjot aku sampai pada orgasme pertamaku, tubuhku menegang seperti dialiri listrik. tapi pak kardi belum menandakan orgasme bahkan genjotanya semakin liar dan kasar.


selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot pak kardi, selama itu aku mendapatkan 4 orgasme beruntun, yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan dari suamiku. genjotan pak kardi semakin tidak beraturan dan tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. nafasnya memburu seperti kuda, keringatnya menetes membasahi tubuh hitamnya. 5 menit kemudian genjotan pak kardi semakin cepat hingga akhirnya tubuhnya menegang bersama orgasmeku yang kelima. dia menyemprotkan sperma putih panas nan kental dalam rahimku. aku berusaha memintanya mengeluarkannya di luar tapi karena terlalu lelah setelah mendapat 5 orgasme beruntun membuatku tidak berdaya melakukan apa apa.


semenjak saat itu kehidupanku berubah, aku yang dulunya wanita terhormat yang setia kini telah jatuh dalam dekapan tukang kebunku layaknya wanita murahan. hampir setiap ada kesempatan aku meminta pak kardi untuk menyetubuhiku. aku sudah kecanduan penis hitam berurat milik pak kardi, aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa di temani sodokan sodokan nikmat pak kardi pada vaginaku. nafsuku semakin besar seiring perselingkuhanku dengan tukang kebunku di rumahku sendiri. aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat rapat hubunganku dengan pak kardi dari keluargku.


suamiku yang jarang pulang dan memuaskanku sekarang tidak masalah bagiku karena selalu ada pak akrdi yang selalu bersedia memuaskanku. di depan keluarga ku sikap ku dan pak kardi biasa saja tapi setelah mereka tidak di rumah. pak kardi menjadi pemiliki baru dari tubuhku. pak kardi meskipun sudah tua tapi pengetahuan seksnya sangat luas. tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi. selama berhubungan dengan pak kardi aku mendpatkan kenikamtan yang lebih besar dari yang kudapat selam 20 tahun perkawinanku.


pak kardi semakin sering bermalam di rumahku terutama saat aku sendirian. dengan pekerjaanya sebagai tukan kebun sekaligus penjaga membuat hubunhgan kami aman dari tetangga sekitar. jika sedang berdua saja dengan pak kardi kegiatan kami hanya berhubungan seks. pernah suatu pagi sat sedang bersiap mengajar, di ruang makan tiba tiba pak kardi memelukku dari belakang. disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan jilbabku. pak kardi menyutubuhi dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan. seperti biasa pak kardi keluar di dalam dan karena sudah mepet aku berangkat mengjar dengan sperma pak kardi masih meleleh dari vaginaku.


selama berhubungan dengan pak kardi kami selalu melakukannya di kamarku setiap berhubungan intim bahkan jika malam hari saat suamiku tidak ada pak kardi selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri. jika sedang bosan di kamr pak kardi selalu mengajakku berhubungan intim di spot spot rumah kami. ruang tamu, ruang keluarga, dapur kamar mandi.


tidak terlewat kamr tidur anak anakku pernah kami jadikan arena pemuasan nafsu kami. bahkan pernah pak kardi menyetubuhiku di halaman belakang saat malam hari, karena tembok belakang rumahku cukup tinggi aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku disetubuhi pak kardi.

sejauh ini hubungan perselingkuhanku tersimpan rapat dari keluargaku dan mbok minah, istri pak kardi. pak kardi pandai mengatur strategi dan memilih waktu yang tepat untuk bebas menyetubuhiku. seperti pagi itu aku sedang disetubuhi di dapur, karena sedang berbelanja mbok minah tidak di rumah. pak kardi yang semalam sudah menyetubuhiku seakan tidak puas dan masih ingin mnyetubuhi ku pagi ini. karena kupikir tidak ada orang lain di rumah aku melepaskan pakaianku dan membiarkan pak kardi menyetubuhiku dengan posisi berdiri dari belakang. aku menikmati setiap sodokan penis pak kardi di vaginaku.


tiba tiba di tengah persetubuhan kami pintu belakang dapur terbuka. alangkah terkejutnya aku melihat ternyata mbok minah sudah pulang berbelanja. aku yang masih dalam posisi di genjot dari belakang tidak bisa melakukan apa apa. aku berusaha menutupi tubuhku dari pandangan mbok minah dengan tanganku. bajuku tergeletak jauh dari jangkauanku. pikiranku berkecamuk, aku ketahuan mbok minah sedang digenjot oleh suaminya sendiri dari belakang. aku takut mbok minah melaporkan pada suamiku dan semua perselingkuhanku terbongkar saat itu.


anehnya meskipun ketahuan istrinya pak kardi tidak menghentikan genjotannya pada vagiinaku. entah tidak sadar atau apa, dia seperti tidak menghiraukan kehadiran mbok minah di depan kami. bahkan dia semakin mempercepat genjotannya padaku. begitu pula dengan mbok minah, raut wajah terkejut yang aku pikir akan tergambar di wajah mbok minah tidak terlihat sama sekali. dia hanya tersenyum melihat aku sedang di sodok oleh suaminya sendiri, aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi saat itu. dengan tenang mbok minah meletakkan belanjaan di meja dapur dan mengeluarkan belanjaan satu persatu.


belum hilang rasa bingungku, mbok minah berjalan kearahku dengan menggenggam sebatang pare. pak kardi melepas penisnya pada vaginaku dan mengarhkan ke lubang anusku. tanpa aba di segera melesakkan penisnya ke dalam anusku. meskipun sudah basah oleh cairan vaginaku, rasa sakit sangat terasa saat anusku dimasuki penis pak akrdi. belum hilang rasa sakitku, aku merasa vaginaku kembali di masuki sesuatu, kali initerasa dingin dan kasar. saat kulihat ternyata mbok minah sedang mengocok vaginaku dengan pare yang dipegan tadi. terjawab sudah kebingunganku tentang reaksi mbok minah yang biasa saja saat melihat suaminya menyetubuhiku, ternyata dia sudah tahu hubunganku dengan suaminya sehingga tidak terkejut saat mendapati kami dalam keadaan seperti itu.


hampir 3 bulan hubungan perselingkuhanku dengan pak kardi berjalan, meskipu sudah berumur lanjut, pak kardi selalu memuntahkan spermanya di dalam rahimku. aku sadar semua itu beresiko kehamilan padaku. tapi karena sudah kepalang tanggung menikmati aku tidak terlalu memikirkan hal itu dan merisaukan hal itu. hingga suatu saat aku tersadar aku sudah telat mens selama 2 bulan. aku takut kekhawtiranku selama ini menjadi kenyataan yaitu aku mengandung anak yang bukan benih suamiku melainkan pak kardi. aku berusaha tenang dan menyembunyikan kabar ini sebelum semuanya menjadi jelas.


aku ke apotik dan membeli 3 testpack. setelah sampai dirumah aku mengecek urinku dan hasilnya dua garis, postif. aku melakukan test kembali menggunakan 2 testpack lain yang kubeli tadi dan hasilnya sama, positif. aku berusha tenang dan belum mempercayai hasil testpack itu. aku pergi ke dokter kandungan setelah sebelumnya membuat janji terlebih dahulu. aku berharap hasil testpack itu salah dan aku tidak hamil. setelah dilakukan awal dan usg hasilnya aku menunjukkan bahawa aku benar benar hamil. dokter memberiku selamat, aku tidak tahu harus bereaksi bagaiaman apakah gembira atau sedih. lebih mengejutkan lagi ternyata calon janin berusia 8 minggu yang bersemayam dalam rahimku adalah janin kembar.


sampai di rumah aku bingung apa yang harus ku lakukan dengan janin ini. sampai di rumah suamiku menyambutku dengan menggenggam testpack ku ditangannya. dia tahu aku hamil dia terlihat bahagia mengetahui akan punya anak lagi terlebih bayi kembar. aku berpikir harus menggugurkan kandunganku selain ini adalah anak haram hasil perselingkuhanku dengan pak kardi dan usiaku yang hampir 42 tahun sangat bersiko untuk hamil. tapi suamiku menolak dia ingin membesarkan bayi itu, aku sedih melihat suamiku yang sngat ingin mempertahankan kehamilanku. seandainya dia tahu anak dalam perutku ini adalah benih pak kardi, tukang kebun di rumahnya pasti reaksinya akan berbeda.


keesokan harinya suamiku kembali berangkat keluar kota untuk menghadiri rapat koordinasi kantornya. baru saja suamiku pergi pak kardi memelukku dari belakang. dia lantas mengelus elus perutkku menandakan dia tahu tentang kehamilanku. sepeti biasa dia langsung menyetubuhiku di atas sofa di ruang tamu. kali pak kardi lebih lembut saat menyetubhiku karen tahu aku sedang mengandung janin calon bayi bayinya. selama menggenjotiku dia terus menerus mengusap dan menciumi perutku dia spertinya senang menjadi bapak anak yang ada dalam perutku ini. seperti biasa dia orgasme di dalam vaginaku, dia menyirami buah cinta kami dengan lahar putih panasnya.


seiring dengan usia kehamilanku maka bertambah pula nafsu seks ku jika wanita lain ngidam hal aneh aneh aku hanya menginginkan penis yang berhasil menghamiliku itu untuk menyodoki ku. anehnya aku hanya mendapat kepuasan dari penis pak kardi seakan akan anak dalam perutku tahu siapa ayahnya yang sebenarnya. usi kehamilanku yang memasuki 4 bulan sudah cukup aman untuk kembali melakukan hubungan seks, meskipun bulan bulan sebelumnya aku juga tidak pernah berhenti bersetubuh dengan pak kardi. pak kardi semakin nafsu kepadaku, perutku membuncit dengan kedua anaknya selalu dia ciumi setiap saat. mbok minah yang juga mengetahui bahwa aku hamil anak suaminya juga berusaha menjaga kandunganku degan baik.


seiring degan kehamilanku ukuran payudaraku ikut bertambah besar. jika sebelumnya payudaraku masih muat di bh ku yang berukuran 36c maka kali ini semua bh ku sudah tidak muat dan sesak jika terpaksa memakai. aku membeli bh baru di toko perlengkapan ibu hamil, ternyata setelah fitting ukuran yang pas ukuran payudara ku naik menjadi 40d.


selain bertambah besar ukurannya puting susu serta aerolaku juga menghitam dan menjadi lebih sensitif. setiap berhubungan intim aku bisa orgasme hanya dengan dirangsang pada putingku saja. pak kardi juga semakin senang dengan perubahan tubuhku dan semakin liar tiap kali menyetubuhiku.


selain ukuran payudara dan perut yang bertambah bokongku juga semakin montok. pakaian muslim dan jilbab lebar yang kupakai sehari hari seakan tidak bisa menyembunyika kesintalanku. meskipun memakai baju muslim tapi karena payudara , perut dan bokongku membesar akibatnya pakaianku terlihat ketat saat kupakai, hal ini membuat tubuhku semakin menjadi objek nafsu laki laki disekitarku. kalau di rumah tidak ada siapa siap selain aku, mbok minah dan pak kardi maka aku tidak memakai apa apa lagi. selain kurang nyaman karena sesak dan gerah, ini kulakukan agar pak kardi leluasa mengunjungi calon anak anaknya dengan mudah setiap saat. sering aku dientot saat mbok minah di dalam rumah bahkan pernah mbok minah ikut meremas remas susu saat aku digenjot pak kardi dari belakang.


yang agak aneh dari kehamilanku saat ini adalah aku suka minum pejuh pak kardi. jika sebelum tahu aku hamil pejuh pak kardi selalu dia siramkan dalam rahimku, akhir akhir ini aku lebih suka meminum pejuhnya dari pada disirmakan pada vaginaku. bahkan sku kini mengumpulkan tiap tetes pejuh pak kardi saat kami bercinta dan menyimpannya untuk aku nikmati di lain waktu. sering aku menggunakan pejuh pak kardi sebagai selai olesan roti, campuran susu kehamilan dan teh, atau sebagai tambahan bumbu penyedap dalam makananku, aku memang sudah kencanduan pejuh pak kardi. yang lebih gila sering aku mengonsumsi pejuh pak kardi di depan suami dan anak anakku, bahkan pernah sayur terong yang sudah dibumbui pejuh pak kardi kami nikamti bersama saat makan keluarga.


memasuki usia kehamilan 6 bulan aku sudah tampak seperti wanita hamil 9 bulan yang siap melahirkan, itu karena anak yang kukandung kembar. sejauh ini kehamilankupun tumbuh sehat dan perkembangannya baik ini semua berkat genjotan dan gizi dari pejuh pak kardi hingga kehamilanku selalu fit. selain itu payudaraku yang dalam ukuran terakhir mencapai 40d kini sudah mulai memproduksi susu. payudara ku tiap hari semakin bengkak karena produksi susunya yang melimpah. bahkan jika tersenggol sedikit saja payudaraku maka air susu akan memancar keluar tanpa henti. aku bersyukur asi ku melimpah sehingga kelak anak anakku nantinya tidak akan kekurangan gizi dari asi ku.


pak kardi juga semakin senang karena produksi asi ku melimpah selain terjamin kebutuhan asi anak anaknya nanti sebelum lahir dia bisa menikmati susu langsung dari payudaraku setiap saat. dia suka sekali netek padaku. entah itu saat sedang berhubungan intim atau saat sedang santai bersama. dia hampir setiap hari menghabiskan susu langsung dari payudaraku. dia tidak ingin asi yang berharga itu terbuang sia sia. akupun juga menikmati hal ini selain rasa nyeri di payaudara ku berkurang karena susunya selalu diminum aku juga mengalami oragasme saat pak kardi netek padaku.


jika ada suami atau anakku di rumah maka kegiatan netek tidak bisa kulakukan. praktis aku hanya bisa memerah susu dan menyimpannya untuk selanjutnya kuberikan pada pak kardi untuk diminum. selain untuk diminum sendiri, pak kardi sering membawanya pulang untuk diberikan pada cucunya yang msih berumur 9 bulan. dengan alasan karena produksi susuku yang melimpah aku juga membagikan asiku untuk anak anak yang membutuhkan. meskipun selalu diperas dan ditetek pak kardi namun produksi asi ku tidak pernah berkurang justru semakin bertambah. semakin banyak susu yang diperas semakin banyak pula susu yang kuhasilkan.


bahkan pernah saat anak pak kardi, yang merupakan ibu dari cucunya tadi tidak menghsilkan cukup asi untuk sang bayi, pak kardi dan mbok minah membawaq bayi itu untuk aku susui. aku dengan senang hati melakukannya karena bisa membantu mencukupi gizi cucu mereka. dengan pelan aku menyusui cucu pak kardi yang masih bayi itu di kursi sofa. ditengah tengah aku sedang menyusui, pak kardi memelorotkan celananya , penisnya mengacung tegang.


sepertinya dia terangsang melihat aku menyusui cucunya sendiri. dia mengarahkan penisnya ke vaginaku dan memsukkannya dengan mudah karena vaginaku sudah basah karena orgasme saat menyusui tadi. jika ada yang melihat persetubuhan kami saat itu pasti akan terangsang berat, bagaimana tidak aku yang sedang hamil besar dan tengah menysui bayi dientot oleh laki laki yang lebih pantas kupanggil sebagai ayah.


beberapa bulan kemudian aku melahirkan sepasang anak laki laki yang sehat. aku melakukan persalinan secara caesar karena terlalu beresiko mengingat usia ku yang sudah berumur. anak itu kuberinama deni dan dani mengambil dari nama orang tua kandung meraka kardi dan rini.

mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. itu semua karena aku selalu memberi mereka asi eksklusif. mereka pun dengan lahap meminum susu mereka baik secara langsung dari tetekku atau dari botol asi yang sudah juperas sebelumnya.


sedangkan hubunganku dan pak kardi berhenti sementara. selain karen orang tua dan mertuakau sering menginap di rumahku untuk membantu merawat bayi bayiku. juga karena aku masih dalam masa nifas setidaknya dalam 3 bulan sehingga sama sekali tidak mungkin untuk menyetubuhiku saat itu. aku merasa kasihan dengan pak kardi tidak bisa menimang anakny sendiri karena kami harus menutup rahasia ini rapat rapat, meskipun kadang kadang pak kardi mencuri curi waktu untuk bisa menggendong buah hatinya itu. lebih ksihan lagi karena tidak bisa menikamti tubuhku untuk sementara waktu.


karena aku melakukan caesar maka vagina ku masih sempit, ukuran tubuhkupun kembali seperti semula kecuali kedua payudaraku yang sepertinya tidak akan mengecil selama masih memproduksi asi. suamiku adalah orang pertama yang menikamti tubuhku pertama kali sejak aku melahirkan. sedangkan pak kardi baru bisa beberapa bulan kemudian menikmati kembali tubuhku saat orang tua dan mertuaku pulang kerumah mereka masing msing, meskipun masih rutin mengunjungiku. akupun juga sudah rindu dengan sodokan sodokan kasar penis pak kardi yang siap membuahi kembali harimku ini.

3 tahun kemudian sejak saat kelahiran anak kembarku, aku sudah memiliki 3 anak dari hubunganku degan pak kardi. dani dan deni berusia 3 tahun dan akan masuk play group sedang anakku yang ketiga dengan pak kardi perempuan bernama dina saat ini berusia 1,5 tahun. pak kardi suka sekali melihat aku hamil dari perbuatannya dan membuat suamiku yang membesarkan anak anaknya.


Saat aku sedang menulis cerita ini aku sedang hamil 9 bulan dan lagi lagi hasil benih yang ditanam pak kardi, janin dalam perutku juga anak kembar. secara keseluruhan aku sudah melahirkan 5 orang anak ditambah 2 dalam kandunganku saat ini dan aku masih ingin terus hamil lagi oleh pak kardi.


,,,,,,,,,,,,,,,,,,,


Cerita ini merupakan kelanjutan dari naskah diatas namun dari perspektif sedarah.


-- POV Agus


Perkenalkan namaku Agus umurku 21 tahun dengan postur tubuh 170 cm berat 65 kg dengan hidung mancung dan kulit kuning langsat. Aku dan keluargaku berasal dari Kota Malang Jawa Timur dan sekarang sedang menimba ilmu sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Surabaya. Aku adalah anak ke 2 dari 7 bersaudara.


Kakakku yang pertama bernama Yunita berumur 23 tahun baru lulus kuliah dari kota yang sama denganku dan sekarang bekerja di Kota Jakarta. Papaku bernama Budiawan keturunan Bugis-Makassar berusia 46 tahun dan bekerja sebagai pejabat teras di Dinas Keuangan di kota kami. Mamaku bernama Rini Wulandari berusia 45 tahun bekerja sebagai guru PNS di salah satu SMA Negeri di Kota Malang.


Untuk wanita seusianya bisa dibilang Mamaku adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan kulit kuning langsat, rambut hitam panjang sebahu, hidung mancung, mata bulat besar, dan bibirnya yang merah merekah. Postur tubuhnya juga tergolong montok dengan tinggi badan 160 cm berat 63 kg dan payudara berukuran jumbo yaitu 40D.


Selain itu aku juga memiliki 5 orang adik yang masih kecil-kecil yaitu si kembar Deni dan Dani yang sekarang berusia 3 tahun dan baru masuk playgroup. Yang kedua perempuan bernama Dina berusia hampir 2 tahun. Lalu yang terakhir adalah si kembar perempuan bernama Nadya dan Nazwa yang baru berumur 3 bulan.


Total kami sekeluarga ada 9 orang. Karena kesibukan kedua orang tuaku dan banyaknya anak kecil di rumah kami maka Papa dan Mamaku mempekerjakan 2 orang babysitter, seorang pembantu dan seorang tukang kebun untuk membantu mengurus rumah dan adik-adikku. Karena kami tergolong dari keluarga kaya maka masalah finansial bukanlah persoalan serius bagi kami.


Mamaku Rini Wulandari


Sejak kecil sewaktu aku masih berdua dengan Mbak Yunita hingga sekarang kedua orangtuaku selalu mengajarkan agama dan sopan santun ala Jawa dengan baik. Mamaku dalam kesehariannya memakai jilbab lebar dan baju muslim untuk menutupi tubuhnya jika sedang keluar rumah sehingga menambah kesan religius dalam keluarga kami.


Mbak Yunita sendiri walaupun belum mengenakan jilbab namun dia selalu ingat pesan Mamaku untuk berpakaian sopan dan menjaga tingkah laku. Papa dan Mamaku dikenal cukup aktif di kegiatan lingkungan rumah kami. Jika Papaku seringkali diminta menjadi pemimpin kegiatan di tingkat RT/RW, Mamaku sendiri juga aktif di kegiatan pengajian Muslimat NU Kota Malang di tingkat ranting.


Melihat profil keluargaku kebanyakan orang akan menilai bahwa kami adalah keluarga yang harmonis dan agamis. Sebenarnya tidaklah salah jika orang menilai seperti itu, namun dibalik itu semua ada rahasia besar di keluarga kami dan hanya aku yang tahu.


Mamaku Rini walaupun dikenal sebagai sosok yang aktif dan religius, namun dibalik itu semua Mamaku pernah berselingkuh dengan tukang kebun kami yang sudah berhenti bernama Pak Kardi selama 4 tahun. Bukan itu saja, 5 orang adik kecilku yang lahir belakangan ini semuanya merupakan hasil benih Pak Kardi yang disemaikan ke dalam rahim suci Mamaku.


Semua skandal itu aku ketahui beberapa bulan sebelum Mama melahirkan Nadya dan Nazwa. Yaitu ketika di akhir pekan saat aku pulang ke Malang dari Surabaya. Aku memang punya kebiasaan pulang pergi Malang-Surabaya setiap 2 Minggu sekali kalau tidak ada tugas kuliah yang menumpuk.


Pagi itu hari Sabtu sekitar 7 pagi aku berangkat dari kosan menggunakan motor dari Surabaya menuju Malang. Perjalanan memakan waktu 2, 5 jam. Sekitar jam setengah 10 pagi aku pun tiba di rumah.


Saat sampai dirumah kulihat suasana cukup sepi dan terlihat 2 mobil milik Papaku yaitu Toyota Fortuner dan Nissan Serena terparkir disitu. Sepertinya Papaku sedang keluar kota menggunakan pesawat makanya mobilnya terparkir rapi di garasi kami. Aku pun memasukkan motor dan menaruhnya di samping mobil Papaku.


“Assalamu’alaikum, Mama”. Panggilku tanpa ada sahutan sama sekali.


Karena penasaran aku pun mencari Mama ke seantero sudut rumah. Ketika sampai di depan kamar Mama aku pun mendengar suara desahan seperti orang yang sedang bercinta. Aku pun mulai curiga dan berusaha mengintip apa yang terjadi di kamar Mamaku.


Saat kuintip aku pun kaget setengah mati. Ternyata Mamaku yang selama ini sangat alim dan sangat kuhormati sedang bercinta dengan Pak Kardi tukang kebun kami. Pak Kardi sedang menyodok memek Mamaku yang sedang hamil dengan sangat kuat dari belakang dalam posisi


doggie style.


“Ayo Pak sodok terus yang kuat OHH OHH OHH”. Desah Mamaku pada Pak Kardi.


“Memekmu nikmat Bu aku jadi ketagihan OHH OHH OHH”. Desah Pak Kardi sambil terus menyodok memek Mamaku.


Setelah sekitar 15 menit mereka bercinta tiba-tiba Pak Kardi pun mempercepat sodokan kontolnya pada memek Mamaku. Tak lama kemudian mereka pun saling berteriak bersahut-sahutan.


“Ohh Bu aku keluar OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah sperma Pak Kardi ke dalam memek Mamaku.


“Aku juga keluar Pak AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya.


Setelah mencapai puncak kenikmatan masing-masing keduanya pun tiduran di ranjang sambil berangkulan mesra. Mereka pun bercakap-cakap.


“Makasih ya Bu, aku puas banget sama Bu Rini”. Kata Pak Kardi sambil membelai rambut Mamaku


“Aku juga puas lho sama Pak Kardi, udah manuknya gede udah gitu subur lagi CUPP”. Balas Mamaku sambil mencium bibir Pak Kardi.


“Rawat anakku ya Bu Rini”. Pinta Pak Kardi sambil mengelus-elus perut Mamaku.


“Semua anak-anak kita Deni, Dani, Dina dan si kembar yang ada di perutku ini akan aku rawat untukmu Pak”. Balas Mamaku.


“Bu Rini, aku mau ronde kedua boleh?” Tanya Pak Kardi pada Mamaku.


“Aduh Pak, nafsumu gede banget sih, inget lho aku lagi hamil anakmu”.


“Justru karena Ibu lagi hamil makanya nafsuku jadi meluap-luap”. Katanya sambil kembali menggerayangi tubuh seksi Mamaku. Tak lama kemudian mereka pun melanjutkan permainan sampai siang hari dan aku pun memutuskan untuk menenangkan diri dan pergi ke kamar.


Sampai di kamar aku pun *shock, * aku tidak menyangka bahwa 3 adik kecilku dan juga 2 adikku yang ada di dalam kandungan Mama saat ini semuanya merupakan anak Pak Kardi bukan anak Papaku. Saat memikirkan hal tersebut kontolku pun terasa keras. Aku pun mengocok kontolku dengan kuat sambil membayangkan Mamaku. Tak lama kemudian “CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT AHH AHH AHH AHH” keluarlah spermaku dengan banyak membasahi perutku.


Beberapa hari setelah kejadian itu sewaktu aku sedang sendirian di kamar kostku, aku pun berpikir bagaimana bisa Mamaku seorang yang cantik dan begitu dihormati bisa melakukan tindakan sehina itu dengan Pak Kardi. Apakah Mamaku


dipelet oleh Pak Kardi? Aku curiga Mamaku terkena guna-guna yang sangat kuat dari Pak Kardi sampai dia mau saja melayani nafsunya dan mengandung benih-benih Pak Kardi.


Aku pun memutuskan untuk mencari “orang pintar” untuk membuka semua misteri ini. Setelah mencari info kemana-mana akhirnya aku mendapatkan seorang ustadz di Surabaya yang terbiasa menangani korban ilmu


pelet seperti Mamaku.


Aku pun datang ke rumahnya yang ada di salah satu gang kecil di Surabaya. Setelah menjelaskan masalahku rupanya Ustadz tersebut sangat ramah dan mau membantuku. Setelah melalui penerawangan mata batinnya akhirnya kami tahu bahwa Pak Kardi menggunakan ilmu


pelet nguyup pejuh untuk memperdaya Mamaku. Menurut penuturan sang Ustadz Pak Kardi mengguna-guna Mamaku dengan masturbasi menggunakan celana dalam dan BH Mamaku yang sudah dibacakan mantra khusus olehnya sehingga Mama pun terperdaya olehnya.


“Dik Agus tenang saja, saya akan mengatasi ilmu pelet dari Pak Kardi. Tugas Adik adalah harus rutin memberikan air sudah saya bacakan doa-doa dari Al Qur’an kepada Ibu Dik Agus. Insyaallah cepat atau lambat ilmu


pelet Pak Kardi akan luntur dan menerima balasan yang setimpal dari Allah SWT”. Terang sang Ustadz tersebut padaku.


“Tapi saya gak punya banyak uang Pak Ustadz”. Kataku pasrah.


“Sudah Dik Agus jangan pikirkan itu, saya rela dibayar seikhlasnya oleh Dik Agus karena saya tahu sampeyan masih kuliah dan masih bergantung sama orang tua ya toh”. Terangnya padaku.


“Terima kasih Pak Ustadz atas bantuannya”.


“Ya sudah kalo gitu mulai sekarang kita berusaha ya, memang ini adalah ilmu pelet yang cukup berat untuk dilawan. Namun selama kita Istiqomah kepada Allah SWT mudah-mudahan pengaruh ilmu tersebut bisa hilang dari Ibunya Dik Agus”.


“Terima kasih banyak Pak Ustadz. Oh ya kalo gitu saya pamit dulu ya Assalamualaikum”. Kataku berterima kasih dan mohon pamit padanya.


“Waalaikumsalam iya mari Dik Agus”.


Setelah pertemuan dengan Pak Ustadz tersebut, setiap kali aku pulang ke Malang aku pasti membawa air doa dari Pak Ustadz yang selalu kucampurkan ke dalam gelas air yang akan diminum Mamaku. Aku pun jadi rutin pulang seminggu sekali sambil menunggu waktu persalinan Mamaku.


2 bulan kemudian Mamaku pun melahirkan bayi kembar perempuan. Aku bersyukur adik-adikku lahir dengan selamat. Setelah adikku lahir aku berharap ada sesuatu yang terjadi dengan Pak Kardi sehingga dia tidak akan mengganggu Mamaku lagi. Benar saja, tepat sebulan setelah Mamaku melahirkan rupanya Pak Kardi dan Mbok Minah kecelakaan motor sehingga mereka berdua meninggal dunia.


Aku pun melaporkan hal tersebut pada Pak Ustadz yang telah membantuku. Dia bilang Pak Kardi meninggal karena termakan oleh ulahnya sendiri karena telah mengganggu Mamaku. Aku pun bersyukur bahwa hal yang mengganggu keluargaku akhirnya bisa berakhir. Aku pun pergi ke rumah Pak Ustadz untuk mengucapkan terima kasih dan memberinya sedikit uang dari tabunganku.


Kembali pada Mamaku. Sewaktu Pak Kardi dan Mbok Minah meninggal kami sekeluarga termasuk Mamaku pun


shock dan sedih. Mau bagaimanapun mereka berdua telah ikut dengan keluarga kami sejak lama. Kulihat Mama sering termenung karena kehilangan “Ayah biologis” kelima adik-adikku yang masih kecil.


Untuk mengatasi masalah itu Papa pun bergerak cepat dengan mencari pembantu, tukang kebun plus


babysitter untuk mengurus rumah kami dan merawat adik-adikku. Setelah mencari kesana kemari akhirnya kami pun mendapat pengganti Pak Kardi dan Mbok Minah yaitu Pak Hamdan sebagai tukang kebun yang baru dan Mbok Lastri sebagai pembantu yang baru. Papaku pun juga mempekerjakan dua orang


babysitter yaitu Yati dan Mirna untuk merawat kelima orang adik-adikku.


Semenjak ada pembantu, tukang kebun dan babysitter baru kulihat Mamaku terlihat lebih tenang. Ya walaupun sesekali dia masih suka termenung mengingat Pak Kardi namun suasana rumah kami kembali normal seperti semula.


Tak terasa sudah 2 bulan sejak kematian Pak Kardi dan Mbok Minah dimana sekarang Nadia dan Nazwa sudah berusia 3 bulan. Jujur belakangan ini nafsuku benar-benar bergejolak jika melihat tubuh montok Mamaku apalagi sekarang dia sedang masa menyusui. Aku pun mulai menyusun rencana untuk bisa menggauli Mamaku yang cantik dan subur ini.


Aku pun ingat bahwa Minggu depan Papa akan berangkat ke luar negeri. Aku pun mempersiapkan diri dengan berolahraga teratur dan tidak masturbasi selama seminggu sampai aku pulang ke rumah. Untuk meningkatkan stamina aku banyak mengonsumsi sayur bayam, buah pepaya, dan juga ikan untuk menambah jumlah spermaku.


Akhirnya hari yang ditunggu pun tiba. Tepat pada hari Jum’at pagi aku pun berangkat dari Surabaya menuju Malang. Oh iya karena saat ini aku sudah menyelesaikan semua mata kuliahku dan hanya tinggal menyusun skripsi maka waktu luangku jadi lebih banyak. Dengan bersemangat aku memacu motorku dengan kencang supaya cepat sampai dirumah.


Tepat jam 10 pagi akhirnya sampai juga aku dirumah. Mama pun membuka pintu untuk mempersilahkan aku untuk masuk. Aku pun mengucapkan salam dan mencium tangan Mamaku dan mengelus pipi adikku Nazwa yang sedang Mamaku gendong. Pagi itu Mama memakai jilbab dan baju gamis warna hijau. Aku menebak Sepertinya Mamaku ada acara penting hari ini.


“Assalamu’alaikum Ma”. Kataku mengucap salam dan mencium tangannya.


“Waalaikumsalam Gus, tadi kamu berangkat dari Malang jam berapa?” Tanya Mamaku.


“Tadi sekitar jam 7an Ma, terus aku mampir dulu di warung pinggir jalan buat sarapan tadi makanya datangnya agak telat”.


“Oh gitu pantesan dari tadi Mama tungguin kamu kok lama banget sampenya”.


“Oh iya Mama kok rapi banget hari ini, emangnya ada acara apa Ma?”


“Hari ini Mama ada acara pengajian Muslimat NU sekaligus ada rapat di kantor ranting soal masalah bakti sosial buat Minggu depan”.


“Hhhmmm gitu, oh ya mau aku anter gak Ma?”


“Gak usah sayang, kamu kan baru dateng tadi mendingan istirahat dulu sambil nunggu waktu shalat Jum’at”.


“Oh yaudah kalo gitu hati-hati di jalan ya Ma”. Mamaku pun hanya mengangguk padaku.


“Yati, tolong kesini sebentar”.


“Iya Bu”.


“Tolong jagain Nazwa hari ini ya, Ibu mau pergi dulu ada acara sampe sore”. Kata Mamaku sambil menyerahkan Nazwa pada Yati.


“Nazwa Mama pergi dulu ya, hari ini kamu main sama Mas Agus sama Mbak Yati ya Assalamualaikum”. Kata Mamaku melambaikan tangannya pada adikku Nazwa.


Setelah melepas kepergian Mama aku pun pergi untuk beristirahat di kamar menunggu waktu shalat Jum’at. Di dalam kamar aku pun bertekad untuk menggauli Mamaku malam ini baik tak peduli kalo harus dengan cara paksa sekalipun karena kontolku sudah amat sangat keras dan bernafsu untuk “menggagahinya”.


Siang itu aku pun shalat Jum’at di masjid komplek perumahan kami dan setelah itu makan siang di rumah bersama adik-adikku. Jujur walaupun aku sayang pada mereka semua namun tetap saja ada rasa aneh mengingat mereka semuanya adalah anak hasil benih almarhum Pak Kardi tukang kebunku dulu.


Setelah makan siang sambil menunggu Mama pulang nanti sore aku pun menghabiskan waktu dengan bermain-main dengan adik-adikku. Mereka semua anak yang lucu dan menggemaskan sekalipun lahir dari perbuatan terlarang antara Mamaku dan almarhum Pak Kardi namun aku tetap menyayangi mereka sebagai seorang kakak.


Tepat jam 4 sore Mamaku pun sampai dirumah. Setelah menyapa adik-adikku sebentar Mama pun langsung menuju kamarnya untuk ganti baju dan mandi. Aku pun berinisiatif untuk mengikutinya dan mengintip Mamaku dari luar pintu kamarnya.


Saat sampai di depan kamarnya kulihat Mama sedang berkaca sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya. “Oh seksi sekali tubuh Mamaku” kataku dalam hati. Mama pun mulai membuka jilbabnya perlahan lalu beserta dengan ciputnya. Terlihatlah rambut Mama yang panjang hitam sebahu, lehernya yang putih mulus dan sepasang anting-anting emas nan indah bergoyang-goyang di kedua telinga Mamaku yang selalu tertutup jilbab setiap hari jika sedang keluar rumah.


“Oh Mama cantik banget kalo pake anting-anting kayak gitu” kataku sambil mengelus-elus kontolku yang sudah mengeras dari tadi. Kemudian Mamaku pun membuka gamisnya beserta pakaian dalamnya sehingga terlihatlah payudara Mamaku yang super montok dan pahanya yang mulus. Hampir saja aku masturbasi pada sore itu namun aku masih berusaha menahan nafsuku untuk kulampiaskan pada Mamaku malam nanti.


Malamnya aku dan Mama pun makan malam bersama adik-adikku. Malam itu Mama memakai kaos tanpa lengan dengan belahan dada rendah, celana pendek setengah paha, dan menguncir kuda rambutnya sehingga lehernya yang putih mulus dan anting-anting emas nan cantik di kedua telinganya terlihat jelas. “Oh sungguh mempesona sekali Mamaku malam ini” kataku dalam hati.


Malam itu kami menghabiskan waktu dengan menonton televisi dan bercakap-cakap di ruang tamu. Mama pun menanyakan progress skripsiku. Aku pun menjawab masih dalam tahap mengajukan judul. Mama pun berpesan agar aku menyelesaikan skripsiku dan lulus tepat waktu.


Tak lama kemudian tepat jam 9 malam Mamaku pun mengantarkan adik-adikku untuk pergi tidur ke kamarnya. Aku dan Mama juga menggendong Nadia dan Nazwa ke kamarnya yang terpisah dengan kamar Mamaku namun posisinya bersebelahan dan ada pintu tembus di dalamnya sehingga kalau ada apa-apa terjadi pada mereka berdua Mama bisa langsung masuk melalui pintu tembus tanpa harus keluar kamar.


Sambil menunggu waktu yang tepat aku pun masuk ke kamarku yang ada di lantai 2 untuk menunggu hingga menjelang tengah malam. Tepat jam 11 malam ketika semua orang dirumahku sudah tidur aku pun keluar dari kamar dan turun ke lantai 1 berjalan menuju kamar Mamaku.


Saat masuk ke kamar Mamaku, tak lupa aku mengunci pintu terlebih dahulu dan menutup jendela agar tidak ada yang mengintip. Tak lupa kubawa HP-ku yang berisi video perselingkuhannya dengan almarhum Pak Kardi untuk mengancamnya.


Malam itu kulihat Mamaku sedang tertidur dalam posisi terlentang dengan menggunakan kimono warna biru. Parasnya sungguh cantik sekali dan payudaranya yang sangat besar seperti ingin keluar dari kimononya. Aku pun memberanikan diri untuk mencium wajahnya dan membuka kaitan kimononya hingga payudaranya yang montok itu pun terpampang bebas.


Karena sudah tidak tahan aku pun membuka pakaianku hingga telanjang bulat hingga kontolku yang panjangnya 19 cm dengan diameter 4 cm. Aku pun menindih Mamaku sambil menciumi tubuhnya dan menghisap kedua payudaranya yang super montok itu. Saat menghisap payudaranya terasa air susu Mamaku keluar mengisi mulutku.


“Oh manis sekali air susu Mamaku” kataku dalam hati. Puas meminum air susunya aku pun turun ke arah memeknya yang merah merekah. Kuhisap memeknya yang sudah licin itu. Terlihat Mamaku dengan mata masih terpejam mulai mendesah pelan. Aku pun heran bagaimana Mamaku bisa tidak sadar dalam kondisi seperti ini.


Setelah puas menghisap memeknya, tibalah saatnya permainan utama. Aku pun mulai naik ke atas tubuh Mamaku sambil memegang kontolku yang super keras dan mengarahkannya ke depan pintu memeknya yang sudah licin tersebut. Sempit sekali memek Mamaku ini sampai aku harus mencoba menjebolnya sebanyak 3 kali.


Setelah sodokan ketiga akhirnya kontolku pun berhasil masuk ke dalam memek Mamaku. Aku pun berusaha memasukkannya dalam-dalam hingga kontolku masuk semua ke dalam memek Mamaku. “Oh seret sekali memek ini, pantesan Pak Kardi sampe ketagihan sama Memek Mama” kataku dalam hati. Ketika berhasil menyodokkan kontolku dalam-dalam, mata Mamaku pun mulai terbuka dan terkejut melihat dirinya sedang disetubuhi anaknya.


“Astaghfirullahaladzim Agus! Kamu mau ngapain Mama Gus”. Kata Mamaku terkejut dan mulai mengeluarkan air mata.


“Aku pengen seneng-seneng sama Mama kayak Mama sama Pak Kardi dulu”. Kataku langsung to the point.


“Gus tolong jangan perkosa Mama Gus, aku ini Mama kandungmu hiks hiks hiks hiks!” Kata Mamaku meronta-ronta menggerakkan pantatnya yang sudah terkunci oleh selangkanganku. Gerakan seperti itu justru membuat kontolku tambah masuk ke dalam memeknya.


“Pokoknya malam ini Mama harus puasin aku kalo gak aku bakal laporin ke Papa kalo Mama dulu selingkuh sama Pak Kardi!” Kataku membentaknya dengan keras.


“Jangan Gus, jangan laporin ke Papa, nanti Mama bisa dicerai sama Papamu hiks hiks hiks hiks”.


“Makanya malem ini harus layanin aku sampe aku puas OHH OHH OHH Plak Plok Plak Plok Plak Plok!” Kataku sambil mulai menyodoknya.


“OHH pelan-pelan sayang punya kamu gede banget hiks hiks hiks hiks!” Kata Mamaku yang sudah pasrah dan mulai mengikuti permainanku.


Selanjutnya aku pun menggenjotnya dengan keras. Wajah yang cantik dan payudaranya yang montok habis kuciumi dan kujilati. Selama menggenjotnya terlihat anting-anting Mamaku dan selama ini tertutup oleh jilbab bergoyang gondal-gandul menambah pesona Mamaku yang memang sudah cantik dari sananya. Aku pun menjilati lehernya yang mulus dan menciumi anting-anting emasnya.


Tak lama kemudian sekitar 20 menit, kurasakan ujung kontolku sudah semakin gatal dan buah zakarku semakin menegang. Ya sebentar lagi aku akan klimaks. Ketika akan klimaks tiba-tiba Mamaku berteriak kencang.


“AHH AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Keluarlah cairan orgasme Mamaku menyirami kontolku yang sudah diujung tanduk.


Aku pun terus menyodok-nyodokkan kontolku dengan makin brutal. Mamaku pun sudah memintaku untuk berhenti sebentar karena dia sudah kelelahan. Namun karena aku sedang konsentrasi untuk mengejar orgasmeku, kata-kata Mamaku hanya kuanggap angin lalu dan tidak kupedulikan sama sekali.


30 menit berlalu akhirnya aku pun benar-benar akan klimaks. Aku semakin menyodok-nyodokkan kontolku semakin dalam sampai menyentuh benda kenyal di ujung memeknya. “Inikah rahim Mama tempat aku dikandung dulu? Rahim yang juga sudah dibuahi oleh Pak Kardi berkali-kali dan juga Papaku. Oh nikmat sekali rahim Mama membuatku makin kesetanan untuk ‘membuahi’ Mamaku seperti Pak Kardi dan juga Papaku.


“Nak, kontol kamu kena rahim Mama sayang OHH OHH OHH”. Kata Mamaku mendesah menikmati sodokan kontolku.


“Ma, aku mau keluar OHH OHH OHH”. Kataku padanya.


“Jangan di dalam sayang cepet cabut, cabut caaabbbuuuuttttttt!” Kata Mamaku panik dan berusaha melepaskan kontolku dari memeknya.


“Gak bisa Ma udah telat, terima ini OHH OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah spermaku sebanyak 10 kali semprotan menyirami rahim Mamaku yang amat subur ini.


“Hiks hiks hiks hiks kamu jaaaahhhhaaaaatttttt Gus Ahh Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku menangis sambil mendapat orgasmenya yang kedua. Setelah itu tubuhku pun ambruk menindih tubuh montok Mamaku.


Sambil mengatur nafas, aku pun menciumi leher dan anting-antingnya. Oh puas sekali aku bisa menggauli Mamaku. Di sisi yang lain Mamaku masih menangis tersedu-sedu.


“Kamu jahat Agus, kamu udah perkosa Mama kandungmu sendiri hiks hiks hiks hiks!” Kata Mamaku sambil menangis.


“Ini hukuman buat Mama karena udah selingkuh dan bikin anak sama orang lain”.


“Tapi kenapa harus kayak gini sih hukumannya hiks hiks hiks hiks”. Jawab Mamaku sambil menangis. Mendengar tangisannya aku pun merasa iba dan timbul rasa bersalahku padanya.


“Mama tau Mama salah. Mama udah berzina sama orang lain sampe punya anak 5 orang. Tapi bagaimanapun yang namanya anak gak boleh


gituan sama Mama kandungnya hiks hiks hiks”. Lanjut Mamaku dengan tangis yang sudah mulai mereda.


Aku pun tak menjawabnya dan hanya memeluknya erat-erat. 5 menit kemudian kurasakan kontolku kembali cenat-cenut. Karena tidak tahan aku pun kembali menyodokkan kontolku pada memeknya. Di ronde kedua ini, tak banyak perlawanan yang dilakukan Mamaku. Mungkin saja karena dia sudah lelah dan pasrah dengan perbuatanku.


“Plak Plok Plak Plok OHH OHH OHH OHH!” Begitulah bunyi sodokan dan desahanku pada Mama.


30 menit kemudian aku pun mendekati masa orgasme. Kumasukkan kontolku dalam-dalam sampai menyentuh mulut rahimnya dan aku pun klimaks.


“Mama, aku keluar lagi OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah 7 kali semprotan spermaku mengisi rahimnya yang amat subur itu.


“AHH AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga sudah mencapai klimaksnya. Setelah itu tubuhku pun kembali ambruk menindih tubuh montok Mamaku.


Setelah ronde kedua ini aku menaruh kepalaku di samping leher kanan Mamaku sambil menciumi lehernya yang mulus dan anting-antingnya yang cantik. Mamaku hanya membalas dengan mengusap-usapkan kepalaku dengan tangannya. Saat kuangkat kepalaku kulihat Mama hanya tersenyum tipis melihat wajahku.


“Ma, maafin aku ya gak bisa ngendaliin hawa nafsu”. Kataku pada Mama.


“Mama ngerti kok, lagian ini kan salah Mama juga”. Katanya padaku sambil membelai wajahku.


Aku pun kembali menaruh kepalaku di lehernya dimana sekarang Mamaku mengusap-usapkan tangannya pada punggungku yang basah oleh keringat. Saat kuamati dari dekat, aku merasa Mamaku sangat cantik jika memakai anting-anting emas di kedua telinganya. Sayang anting-anting Mama yang indah ini selalu tertutup dalam balutan jilbab setiap hari.


Anting-anting yang dipakai Mamaku dibalik jilbabnya


“Ma, aku boleh nanya gak sama Mama tapi Mama jangan marah ya”. Tanyaku pada Mama.


“Iya sayang emangnya kamu mau nanya apa sama Mama”. Balas Mamaku lembut.


“Ma, Mama kan pake jilbab setiap hari, tapi kok Mama masih pake anting-anting?” Tanyaku sambil memegang anting-antingnya.


“Emangnya kenapa kalo Mama masih pake anting-anting sayang?” Tanya Mamaku sambil tersenyum manis.


“Ya kan jadinya sayang Ma, anting-anting Mama jadi ketutupan sama jilbabnya Mama”. Kataku padanya.


“Gini ya sayang, Mama pake jilbab itu karena perintah agama yang nyuruh buat nutup aurat yang terdiri dari rambut, leher, telinga, sampai ke dada. Terus kenapa Mama masih pake anting-anting ya karena Mama perempuan yang fitrahnya emang suka berhias. Nah berhias itu contohnya make perhiasan kayak anting-anting yang Mama pake sekarang ini di dalam hukum agama cuma boleh diperlihatkan sama muhrimnya Mama yaitu kamu, Papa kamu sama adik-adik kamu”.


“OHH gitu ya Ma”. Kataku sambil mengangguk-angguk. Dalam hati aku berkata betapa sholehahnya Mamaku ini walaupun memakai anting-anting cantik yang tergolong mahal namun dia tidak mau memperlihatkannya kepada orang yang bukan muhrimnya. “Oh Mama, aku jatuh cinta sama Mama” kataku dalam hati.


“Menurut kamu Mama cantik gak kalo pake anting-anting kayak gini?” Tanya Mama padaku dengan senyuman manisnya.


“Iyyaaa cantik kok Ma, Mama keliatan lebih cantik kalo pake anting-anting”. Jawabku agak gugup sambil menahan hawa nafsuku yang mulai naik lagi.


“Kok ngomongnya gugup kayak gitu sih? Kenapa? Gak suka ya ngeliat Mama pake anting-anting?” Tanya Mama yang dengan wajah yang agak sedih.


“Gak Ma, bukannya gak suka tapi Arrrggghhh”. Kataku yang sudah sangat bernafsu sambil menyodoknya pelan.


“Iya tapi kenapa sayang”. Tanya Mamaku lembut.


“Maaf Ma, tapi tititku suka keras kalo ngeliat Mama pake anting-anting kayak gini”. Terangku sambil menundukkan wajah karena malu.


“Ya ampun jadi ternyata titit kamu ngeres ya ngeliat Mama pake anting-anting hihihihihi”. Tanya Mamaku sambil menahan tawa.


“Maaf Ma”. Kataku dengan wajah yang tertunduk.


“Mama gak nyangka ya, anak Mama yang ganteng, pinter dan sholeh ini tititnya bisa ngeres juga kalo ngeliat Mamanya pake anting-anting hihihihihi”. Kata Mama menggodaku sambil tertawa.


“Mama”. Kataku membenamkan wajah di leher kirinya sambil memeluknya erat-erat.


“Udah gak usah malu, Mama ngerti kok cowok seumuran kamu emang lagi panas-panasnya kalo ngeliat cewek cantik”. Kata Mamaku sambil mengelus rambutku.


“Ma, aku boleh nambah lagi gak?” Pintaku pada Mama.


“Emangnya kamu masih belum puas?” Tanya Mamaku.


“Belum Ma”. Jawabku pendek.


“Pasti karena ngeliatin anting-anting Mama terus dari tadi makanya tititmu jadi ngeres lagi ya kan”.


“Ma, ayo sekali lagi OHH OHH OHH Plak Plok Plak Plok Plak Plok!” Pintaku sambil kembali menyodoknya pelan.


“AHH AHH AHH sayang iya gak apa-apa tapi ini yang terakhir ya AHH AHH!” Kata Mamaku mengusap kepalaku sambil mendesah.


Ronde ketiga pun berlanjut. Aku pun menghisap air susu Mama yang manis ini sambil tetap menyodoknya dengan kencang.


“Slurp Slurp Slurp Slurp”. Aku pun menyusu pada Mamaku.


“Iya nak terus ayo isep tetek Mama Hash Hash Hash!” Kata Mamaku mendesis.


Aku pun terus menyodok-nyodokkan kontolku ke dalam memek Mama. Dengan sisa-sisa tenaga yang kumiliki aku pun berusaha untuk mengejar orgasmeku. 15 menit kemudian aku pun tak tahan lagi.


“Ma, aku keluar lagi terima ini OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah spermaku sebanyak 4 kali semprotan ke dalam rahimnya.


“AHH AHH AHH Mama juga keluar sayang AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah mencapai orgasmenya. Karena kelelahan tubuhku pun ambruk menimpa tubuh montoknya.


Kami berdua pun mengatur nafas yang masih terengah-engah akibat persetubuhan tadi. Setelah nafasku mulai teratur aku pun memulai percakapan dengan Mamaku.


“Oh Ma, aku puas banget main sama Mama”.


“Mama juga puas main sama kamu”.


“Ma, punyaku sama punya Pak Kardi besaran mana?”


“Ya besaran punya kamu lah, kamu paling kuat mainnya dibandingkan Papamu sama Pak Kardi”.


“Ma, Mama masih bisa hamil gak?”


“Ya masih bisa sih, tapi kan Mama udah ngelahirin 7 anak masa mau hamil yang kedelapan?”


“Kalo masih bisa, aku mau punya anak dari Mama”.


“Ya tapi Mama udah capek ngelahirin terus”.


“Ah Mama, dulu sama Pak Kardi aja sanggup bikin 5 anak masa sama aku Mama gak mau”. Ketusku pada Mama.


“Bukannya gak mau sayang, tapi Mama kan udah tua apalagi adik-adik kamu kan jaraknya deket-deket takutnya Mama nanti kenapa-napa”.


“Bodo, pokoknya aku mau punya anak dari Mama TITIK!” Bentakku pada Mama. 5 menit kemudian karena kelelahan aku pun ambruk tertidur menindih tubuh montok Mamaku dari atas sambil mulutku mencium anting-anting Mamaku.


Paginya aku merasa ada yang mengelus-elus wajahku. Saat membuka mata, terlihat Mamaku baru saja selesai mandi dan masih memakai handuk.


“Udah bangun sayang?” Katanya sambil mengelus-elus wajahku.


“Sekarang udah jam berapa Ma?” Tanyaku padanya.


“Udah jam setengah 7 sayang”. Jawab Mamaku.


“Oh gitu”. Kataku masih mengulet-ulet wajahku.


“Kamu mandi gih sekarang, nanti jam 8 kamu anterin Mama kesekolah pake mobil ya soalnya hari ini ada pertemuan orang tua murid di sekolah Mama”. Pinta Mama padaku.


“Iya Ma”. Kataku bangun lalu memakai celanaku dan keluar dari kamarnya untuk mandi.


Setelah mandi dan berganti pakaian dengan kaos polo warna putih dan celana chino warna kuning, sekitar jam setengah 8 aku pun mencari Mamaku di kamarnya. Saat masuk ke kamarnya terlihat Mamaku sedang duduk di meja rias sambil memakai make-up dan merapikan jilbabnya yang berwarna hitam dan bermotif bunga-bunga.


“Sayang, Mama udah cantik belum?” Tanyanya padaku dengan tersenyum.


“Mama, mau dandan atau enggak bagiku Mama tetep cantik kok”. Kataku sambil memeluknya dari belakang dan mencium pundaknya. Mama pun tersenyum mendengar jawabanku. Ya menurutku Mama pagi ini terlihat cantik dengan jilbab hitam motif bunga-bunga dan baju kemeja warna merah serta rok panjang warna cream.


Melihat Mamaku seperti itu, timbulah keisenganku untuk mengerjainya. Aku pun meletakkan tanganku di pundaknya seakan-akan mau memijitnya lalu dengan sigap kuarahkan kedua tanganku untuk menyentil anting-antingnya yang telah tertutup jilbab.


“Tek tek”. Begitulah bunyi sentilan tanganku pada anting-antingnya yang telah terbungkus oleh jilbab hitamnya.


“Aduh, kamu nakal banget sih sayang, masa anting-anting Mama kamu sentil pake tangan sih, jadi sakit kan telinga Mama”. Katanya kesakitan sambil memegang kedua telinganya dari luar


“Maaf Ma, aku cuma iseng kok hehehehe”. Kataku sambil tertawa kecil.


“Udah ah sekarang kita keluar terus sarapan dulu baru nanti berangkat”. Katanya dengan wajah cemberut sambil berusaha berdiri dari meja riasnya. Aku pun mencegahnya dengan kembali memeluknya dengan erat dari belakang.


“Ma, maaf ya aku tadi cuma iseng aja kok”. Rayuku pada Mama. Kulihat Mama terdiam sejenak lalu dia mulai bicaranya


“Jangan kayak gitu lagi Gus, telinga Mama jadi sakit nih gara-gara kamu sentil tadi.


“Iya Ma, aku janji gak bakal ngulangin lagi”.


“Yaudah sekarang kita sarapan dulu yuk baru abis itu kita berangkat”. Pinta Mamaku dengan tersenyum.


“Ma, CUPP! Kubalikkan kepala Mama menghadapku lalu kami berciuman dengan mesra. Mama pun hanya memejamkan matanya dan pasrah dengan ciumanku. Setelah beberapa detik kami berciuman kami pun keluar kamar sambil tanganku menggandeng tangan Mamaku. Kulihat wajah Mamaku tersenyum manis melihat tingkahku pagi ini.



-- POV Rini Wulandari 


Namaku Rini Wulandari usiaku 45 tahun. Aku adalah seorang Guru PNS mata pelajaran Biologi di salah satu SMA Negeri di Kota Malang. Aku mempunyai 2 orang anak yang sudah dewasa yaitu Yunita dan Agus serta 5 orang anak yang masih balita yaitu si kembar laki-laki Deni dan Dani. Lalu Dina anak perempuan.


Lalu yang terakhir ada Nadia dan Nazwa yang baru berusia 3 bulan. Banyak orang bilang bahwa aku termasuk wanita cantik dengan kulit kuning langsat, hidung mancung, mata bulat besar berwarna coklat dan bibir yang merah merekah ditambah tubuh yang montok. Suamiku sendiri Mas Budiawan keturunan Bugis-Makassar adalah seorang pejabat Dinas Keuangan di Pemkot Malang.


Seperti yang sudah diketahui dari cerita sebelumnya bahwa kelima anak balitaku merupakan hasil hubungan gelap dengan almarhum tukang kebunku yaitu Pak Kardi. Aku melakukan perselingkuhan dengannya selama 4 tahun karena kesepian sering ditinggal suamiku pergi dinas ke luar kota. Karena kesepian dan sering digoda oleh Pak Kardi maka aku pun terjerat oleh rayuannya dan menikmati perselingkuhan itu sampai memiliki 5 orang anak.


Sekarang ini aku tidak bisa melakukannya lagi dengan Pak Kardi karena dia dan istrinya Mbok Minah terlibat dalam kecelakaan motor sekitar 2 bulan yang lalu. Aku pun merasa sedih dan terpukul atas kejadian itu karena walau bagaimanapun Pak Kardi adalah “Ayah biologis dari 5 anak balitaku. Saat menghadiri pemakamannya aku pun duduk sambil mengusap nisan makam Pak Kardi dan bilang dalam hati “akan kurawat anak-anak kita hingga besar nanti Pak, semoga dosa-dosamu diampuni oleh Allah SWT”.


Kehilangan Pak Kardi dan Mbok Minah membuatku kelimpungan. Dengan 5 anak balita yang masih kecil-kecil aku pun kewalahan jika harus mengurus rumah dan anak-anak seorang diri, apalagi sebentar lagi jatah cuti melahirkanku akan habis dan aku harus kembali mengajar di sekolah. Melihat diriku yang kerepotan, suamiku pun bergerak cepat mencarikan pembantu, tukang kebun, plus babysitter untuk membantu merawat anak-anakku.


Syukurlah tak berapa lama kemudian kami berhasil mendapatkan pekerja baru di rumah kami. Pak Hamdan sebagai tukang kebun baru menggantikan almarhum Pak Kardi. Mbok Lastri sebagai pembantu baru yang menggantikan almarhum Mbok Minah. Serta Yati dan Mirna sebagai babysitter untuk membantu mengasuh 5 anak balitaku yang masih kecil.


Selama 2 bulan setelah kepergian Pak Kardi pelan tapi pasti aku bisa mulai move on melupakan kejadian perselingkuhan itu. Anehnya rasa cintaku pada Kardi yang dulu begitu menggebu-gebu perlahan mulai luntur hingga hilang sama sekali. Aku pun berpikir apakah aku diguna-guna oleh Pak Kardi hingga aku bisa begitu terperdaya oleh rayuannya?


Setelah masa cuti hamilku habis, aku pun kembali ke sekolah untuk mengajar. Saat masuk semua rekan-rekan sesama guru menyambutku dengan sukacita. Murid-muridku pun juga senang dengan kembalinya aku ke sekolah. Di sekolah aku memang dikenal sebagai guru yang tegas namun pengayom jadi tidak mengherankan jika namaku begitu terkenal di sekolahku.


Minggu ini kebetulan jadwalku lumayan padat. Setelah sibuk mengajar di hari Senin-Kamis. Hari Jum’at aku ada rapat Ibu-ibu Muslimat NU Kota Malang. Di hari Sabtunya ada pertemuan orang tua murid anak-anak kelas 3 membahas tentang persiapan Ujian Nasional. Untung Minggu ini anakku Agus yang kuliah di Surabaya akan pulang ke Malang sehingga setidaknya dia bisa membantuku mengurus adik-adiknya dan jadi tukang antar-jemput diriku.


Tak terasa Minggu ini sudah menginjak hari Jum’at. Hari ini Agus akan pulang ke rumah menemaniku karena Papanya sedang ada tugas di luar kota. Walaupun aku tidak memintanya untuk pulang Minggu ini namun sepertinya


chemistry antara anak dan Ibu kandung sudah terbangun dengan sendirinya sehingga ketika Agus bilang akan pulang ke rumah aku pun mengiyakan saja. Toh lagipula dia sudah tidak ada jadwal kuliah lagi dan hanya tinggal menyelesaikan skripsinya sehingga dia punya banyak waktu luang untuk membantuku dirumah sekalian jika ingin


refreshing dari tekanan skripsi yang membebaninya.


Di Jum’at pagi ini setelah mandi dan sarapan aku pun langsung bersiap-siap ganti baju untuk hadir di acara rapat nanti. Karena ini adalah rapat Ibu-ibu Muslimat NU maka hari ini aku memakai Jilbab dan gamis berwarna hijau sesuai dengan identitas NU yang identik dengan warna hijau. Setelah berdandan rapi aku pun menyempatkan diri untuk bermain-main dengan putri kembarku yang bungsu Nadia dan Nazwa sembari menunggu kedatangan Agus.


Tak lama kemudian saat sedang menggendong Nazwa tepat sekitar jam 10 pagi kemudian Agus pun datang dari Surabaya. Kulihat anakku Agus semakin tampan dan gagah saja persis seperti Papanya waktu muda. Setelah mengucapkan salam dan mencium tanganku aku pun pamit pada Agus untuk pergi ke acara rapat organisasi.


Awalnya Agus menawarkan diri untuk mengantarkanku ke tempat rapat. Namun karena tak tega melihatnya yang masih kecapean sehabis mengendarai motor dari Surabaya ke Malang maka aku menolaknya dengan halus dan menyarankan dia untuk istirahat dulu sambil menunggu waktu Shalat Jum’at. Setelah memanggil Yati untuk menjaga anak-anakku aku pun pamit pergi meninggalkan rumah menggunakan ojek online.


Sampai di tempat rapat aku pun bertemu dengan Ibu-ibu Muslimat lain dari seantero Kota Malang. Setelah saling bercipika-cipiki dan beramah-tamah sebentar kami pun langsung masuk ke ruang rapat untuk membicarakan acara Bakti Sosial di daerah Kedungkandang Minggu depan. Hari itu kami berdiskusi tentang susunan dan format acara Bakti Sosial di daerah yang terkenal dengan tingkat kriminalitas yang tinggi di Kota Malang.


Setelah selesai rapat aku pun langsung pamit pulang pada rekan-rekanku yang lain menggunakan ojek online. Sampai dirumah kulihat Agus sedang diruang tengah sambil bersantai menonton TV bersama adik-adiknya. Melihat kepulanganku ke rumah sontak kelima anak balitaku langsung menghampiriku dan memelukku secara bergantian.


“Mama kok sore banget pulangnya?” Tanya Agus padaku.


“Iya sayang soalnya tadi ada rapat buat acara Bakti Sosial di Kedungkandang buat Minggu depan”. Jawabku pada Agus.


“Mama jangan terlalu diforsir kegiatannya, nanti kalo kecapean terus pingsan gimana?” Terlihat ada raut khawatir di wajah tampan Agus.


“Insyaallah Mama kuat kok sayang. Yaudah Mama ke kamar dulu mau mandi sama ganti baju”. Kataku lalu berjalan meninggalkannya.


“Iya Ma”.


Aku pun masuk ke kamar untuk mandi dan ganti baju. Saat tiba di depan cermin aku pun melenggak-lenggokkan tubuhku sebentar lalu kulepaskan jilbab hijauku beserta ciputnya hingga tergerailah rambutku yang lurus hitam panjang sebahu serta sepasang anting-anting emas cantik di kedua telingaku yang selama ini selalu tertutup oleh jilbab.


overweight. Hidungku yang mancung dan mataku yang berwarna coklat terang merupakan warisan darah Portugis dari almarhum Kakekku sehingga menambah daya tarik diriku. Setelah puas berlenggak-lenggok di depan cermin aku pun mengambil handuk dan mandi di kamar mandi yang ada di dalam kamarku ini.


Setelah selesai mandi aku pun memakai kaos warna putih tanpa lengan dengan belahan dada agak rendah dan celana pendek warna merah yang hanya menutupi setengah pahaku. Aku pun tidak ragu berpakaian seksi seperti ini di dalam rumah toh malam ini aku tidak kemana-mana dan hanya ada aku dan anak-anakku yang di dalam rumah ini.


Selama makan malam kulihat mata Agus selalu curi-curi pandang ke arah tubuhku. Walaupun dia adalah anak kandungku tetap saja aku merasa agak risih ditatap seperti itu. Aku pun sesekali mengajaknya ngobrol untuk mengalihkan perhatiannya dari tubuhku namun tetap dia selalu memandang ke arah belahan dadaku jika sedang tidak berbicara.


Setelah makan malam bersama aku dan Agus bersantai di ruang tengah sambil bermain-main dengan anak-anakku yang lain menonton acara TV. Malam itu aku banyak bertanya pada Agus perihal kuliah dan skripsinya saat ini. Sebagai seorang guru aku memang agak ketat dalam masalah akademik terhadap anak-anakku.


“Gus gimana skripsimu sekarang?” Tanyaku padanya.


“Baru bab awal Ma, kemaren udah persetujuan judul sekarang lagi garap Bab 2 sama Bab 3”. Jawabnya padaku.


“Kemaren laporan KKN kamu gimana?” Tanyaku kembali.


“Beres Ma, kemaren aku dapet nilai A kok dari dosen hehehehe”. Jawabnya dengan bangga sambil tertawa kecil.


“Yaudah kamu cepetan kelarin skripsimu ya terus abis cari kerja biar bisa mandiri terus bisa bantuin adik-adik kamu sekolah”. Kataku dengan tegas padanya.


“Iya Ma”. Jawab Agus pendek.


Setelah selesai bercakap-cakap dengan Agus dan bermain-main dengan adik-adiknya yang masih balita, tepat jam 9 malam karena kecapean beraktivitas seharian aku pun memutuskan untuk tidur cepat karena besok ada acara pertemuan orang tua murid kelas 3 membahas masalah Ujian Nasional. Setelah menidurkan kelima anak balitaku, aku pun masuk ke kamarku berpisah dengan Agus yang juga naik ke kamarnya yang terletak di lantai 2.


Saat tidur aku bermimpi suamiku menggerayangi tubuhku. Aku pun menikmatinya dalam tidurku yang nyenyak. Remasan dan jilatan pada tubuhku begitu terasa nikmat dan memabukkan. Aku pun sesaat terbuai oleh kenikmatan tersebut. Namun tak berapa lama kemudian aku mulai tersadar ketika ada benda tumpul hangat masuk ke dalam vaginaku.


“AGUS!” Ya ternyata Agus lah yang menggerayangi tubuhku tadi bahkan sekarang dia telah berhasil memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. “Oh tidak ini tidak boleh terjadi, dia adalah anakku dan hubungan


incest ini jelas-jelas salah dari sisi agama dan berisiko tinggi dari sisi medis”. Kataku dalam hati. Aku pun mencoba meronta-ronta supaya penisnya yang besar itu terlepas dari vaginaku. Namun gerakan merontaku justru membuat Agus tambah keenakan dan semakin membenamkan penisnya masuk semakin dalam. Saat memohon-mohon supaya dilepaskan Agus pun mengancamku akan menceritakan perselingkuhanku dengan Pak Kardi kepada Papanya jika aku tidak mau melayaninya nafsunya malam ini.


Agus pun menyodoki vaginaku dengan brutal malam ini. Dia seperti sudah menahan nafsunya selama berhari-hari dan sedang melampiaskannya padaku habis-habisan. Sembari menyodokku dia pun juga menciumi wajahku, leherku, serta anting-anting emas cantik di kedua telingaku. Sodokan Agus pada vaginaku lama-kelamaan membuatku juga larut dalam kenikmatan terlarang ini.


Tak lama kemudian aku pun orgasme. Terakhir kali aku merasakan orgasme adalah saat masih berhubungan dengan Pak Kardi sewaktu sebelum melahirkan karena saat hingga melahirkan hingga Pak Kardi menemui ajalnya dalam kecelakaan sepeda motor bersama istrinya, aku belum pernah kembali merasakan orgasme yang nikmat seperti malam ini bersama anakku.


Penis Agus semakin dalam menyodok vaginaku hingga menyentuh mulut rahimku tempat dia dikandung dulu sebelum lahir ke dunia. Karena terbuai oleh kenikmatan aku pun hanya bisa menikmatinya sambil memejamkan mata.


Tak lama kemudian Agus pun berteriak padaku bahwa dia akan segera orgasme. Aku yang sadar pun merasa ketakutan dan meminta dia untuk mencabut penisnya dan mengeluarkannya di luar. Selain takut akan resiko kehamilan, ada ketakutan lain yang lebih mengerikan jika Agus keluar di dalam. Ya biasanya anak hasil


incest antara aku dan Agus akan menderita kelainan genetik. Sebagai guru Biologi aku sadar akan bahaya itu dan coba memperingatkan Agus. Namun rupanya peringatanku sudah sangat terlambat. Agus pun menyemprotkan spermanya yang panas, banyak dan kental ke dalam rahimku sebanyak 10 kali semprotan. Aku yang juga telah mencapai puncak akhirnya juga keluar bersamaan dengan Agus. Setelah selesai menyemprotkan spermanya, tubuhnya pun ambruk menindih tubuh montokku.


Setelah berhasil mengatur nafas aku pun angkat bicara pada Agus dengan nada marah sambil menangis melihat tingkahnya yang seperti itu. Agus pun bersikeras bahwa ini adalah hukuman buatku karena aku dulu selingkuh dengan Pak Kardi sampai punya 5 orang anak. Aku pun bilang padanya walaupun aku selingkuh tapi Pak Kardi tidak punya hubungan darah denganku sedangkan dia adalah anak kandungku sendiri yang lahir dari rahimku.


Sekitar 5 menit kemudian rupanya nafsu Agus kembali bangkit. Dia kembali menyodok vaginaku. Di ronde kedua ini Agus melakukannya dengan lebih lembut. Agus juga banyak menghisap air susu yang ada di kedua payudara montokku. Melihat dia sedang menyusu padaku secara refleks naluri keibuanku pun muncul.


Kugunakam tanganku untuk mengusap-usap kepalanya sebagai bentuk kasih sayang padanya. Ya seburuk apapun perilaku Agus, dia tetaplah anak kandungku dan dia jadi seperti ini karena melihat perilakuku di masa lalu. Di ronde kedua ini aku tidak banyak memberikan perlawanan dan pasrah menerima sodokan-sodokan penis Agus pada vaginaku.


30 menit kemudian Agus pun kembali menyemprotkan spermanya ke dalam rahimku. Aku pun juga kembali mencapai orgasme dengan menyemprotkan air maniku menyirami penis Agus yang ada di dalam vaginaku. Karena kecapean Agus pun kembali menindihku sambil mulutnya menjilati leherku dan menciumi anting-antingku.


Setelah agak tenang, Agus pun mulai berbicara padaku. Dia menanyakan kenapa aku masih memakai anting-anting padahal aku sudah berjilbab sejak lama. Pertanyaan yang agak aneh memang jika hal itu ditanyakan oleh seorang anak laki-laki pada Ibunya, namun walau begitu aku tetap berusaha menjawab pertanyaannya.


Aku pun menjawab padanya bahwa memakai jilbab merupakan kewajiban bagi seorang wanita Muslim. Sedangkan kebiasaanku tetap memakai anting-anting sampai sekarang lebih kepada fitrahku sebagai seorang wanita yang suka berhias. Toh aku memperlihatkan anting-antingku hanya kepada suami dan anak-anakku karena mereka menurut hukum agama adalah muhrimku jadi aku boleh memperlihatkan bagian tubuhku secara lebih leluasa.


Karena iseng aku pun menanyakan pada Agus apakah aku terlihat cantik jika memakai anting-anting seperti ini. Saat kutanyakan hal tersebut kulihat wajah Agus seperti gugup ingin berkata sesuatu. Tak hanya itu, penisnya pun terasa mengeras dan gerakan pantatnya kembali menyodok vaginaku. “Oh anakku rupanya bernafsu lagi padaku” kataku dalam hati. fetish_terhadap anting-anting Ibunya. Mungkin dia suka nonton film porno tentang hubungan_incest anak dan Ibu kandung dimana sang Ibu kandung merupakan wanita cantik dan seksi yang memakai anting-anting sepertiku jadi otomatis otak dan penisnya jadi terangsang melihatku berpenampilan seperti bintang film porno yang selalu jadi fantasinya. Untuk menyembunyikan rasa heranku aku mencoba bercanda dan menggodanya hingga dia tertunduk malu.


Untuk mengalihkan perhatian Agus pun kembali memintaku untuk lanjut ronde ketiga. Walaupun kelelahan namun aku pun mengiyakan ajakan Agus dan membiarkannya kembali menyodok vaginaku. Ronde ketiga ini Agus kembali menghisap ASI yang ada di payudaraku dengan lahap sambil terus menyodokku dengan keras.


Setelah bisa mengatur nafas dia pun kembali angkat bicara. Agus bilang dia sangat puas bermain denganku. Aku pun bilang bahwa aku sangat puas karena kalau mau jujur penis Agus jauh lebih besar dari milik Papanya dan masih sedikit lebih besar dan lebih keras dari milik almarhum Pak Kardi. Selanjutnya dia pun bertanya apakah aku masih bisa hamil lagi.


Kujawab padanya aku masih sangat mungkin untuk hamil namun karena sudah terlalu sering melahirkan maka aku tidak mau punya anak lagi. Tak disangka rupanya Agus ingin aku hamil dari benihnya. Dia cemburu dengan Pak Kardi yang bisa memberiku 5 orang anak. Maka dari itu dia pun memintaku untuk bersedia mengandung anaknya.


Aku pun menolaknya karena di usia segini sangat beresiko untuk hamil lagi. Agus pun tidak peduli dengan penjelasanku dan dia tetap bertekad untuk menghamiliku sampai akhirnya dia tertidur karena kelelahan dalam posisi menindihku dengan penis masih tertancap di vaginaku dan mulutnya mencium anting-antingku.


Setelah Agus tertidur pulas, aku pun membalikkan tubuh Agus dan membaringkannya di samping tubuhku. Kulihat penisnya yang panjang dan telah melemas masih penuh dengan lendir hasil campuran antara spermanya dan cairanku. Karena penasaran, aku pun menjilati penis Agus hingga bersih menggunakan mulutku.


Kurasakan spermanya yang kental dan agak asin di mulutku. Selesai membersihkan penis Agus aku pun ke kamar mandi sebentar untuk bersih-bersih. Saat di dalam kamar mandi aku duduk di closet lalu kencing sebentar. Setelah kencing kurasakan ada cairan berwarna putih kental keluar dari vaginaku. Oh ini sperma Agus.


Kulihat spermanya begitu putih, kental, dan jumlahnya lumayan banyak. “Oh bagaimana kalau aku hamil?” kataku dalam hati. Sebagai guru Biologi berpengalaman, aku sangat paham dengan ciri-ciri sperma yang subur atau tidak seperti apa. Jika dilihat sekilas dari pandangan mata sperma Agus masuk dalam kategori subur.


incest kemungkinan besar akan terlahir_cac_at. “Oh tidak aku tidak mau melahirkan bayi cacat” kataku sambil menangis. Aku tidak mau hamil dari benih anakku sendiri. Aku harus mencegahnya dengan cara apapun.


Setelah dari kamar mandi, aku pun langsung berbaring di samping anakku Agus yang telah tertidur pulas. Kulihat wajahnya yang tampan terlihat begitu puas setelah “menggagahi” Ibu kandungnya sendiri. Aku pun mengusap kepala Agus dan bilang “Gus, maafin Mama ya karena udah selingkuh dulu. Mama bakal nurutin apapun mau kamu tapi Gus Mama minta tolong satu hal.


Keesokan harinya sekitar jam 5 pagi aku pun terbangun. Karena pagi ini ada acara pertemuan orang tua murid di sekolahku, aku pun bangun pagi-pagi sekali. Setelah bangun aku harus mengurusi anak-anak balitaku yang rewel minta susu di pagi hari. Setelah membuatkan susu dan menyusui Nadia dan Nazwa, aku pun bergegas untuk mandi.


Setelah Agus keluar aku pun mengeringkan badan dan rambutku lalu memilih pakaian yang akan dikenakan hari ini. Aku pun memilih jilbab hitam dengan motif bunga-bunga sebagai penutup kepala, baju kemeja warna merah yang cukup ketat membentuk payudaraku serta rok panjang warna cream. Setelah berpakaian aku pun menyempatkan untuk Shalat Subuh sebentar.


Saat selesai berdandan memakai make-up dan merapikan jilbab, kulihat Agus masuk ke kamar. Kulihat penampilannya cukup tampan dengan kaos polo warna putih dan celana chino warna cream. Aku pun tersenyum dengan kedatangannya. Selanjutnya kutanyakan pada Agus bagaimana penampilanku hari ini. Dia pun memelukku dari belakang dan mencium pundakku lalu bilang bahwa aku tetap cantik baik saat full make-up ataupun dalam keadaan natural.


Saat aku akan berdiri dari meja riasku, tiba-tiba Agus menyentil anting-anting di kedua telingaku yang telah tertutup jilbab. Sontak aku pun merasa kesakitan dengan tingkahnya itu. Aku pun sedikit kesal dengan tingkahnya tersebut. Karena sudah agak siang aku pun bergegas bangun untuk sarapan. Saat akan bangun tiba-tiba Agus memelukku kembali dari belakang dan meminta maaf atas keisengannya tadi padaku.


Mendengar permintaan maafnya padaku karena tak ingin memperpanjang masalah aku memaafkannya dan menasihati Agus agar tidak mengulangi perbuatannya lagi. Dia pun berjanji untuk tidak mengulanginya. Setelah selesai minta maaf aku pun mengajaknya untuk sarapan karena aku sudah hampir terlambat. Tak kusangka saat diriku akan bangkit berdiri, Agus membalikkan kepalaku dan kami saling bertatapan dan berciuman mesra di pagi itu.


Pagi itu kami sarapan bersama dengan anak-anakku yang lain. Pagi itu Mbok Lastri memasak Nasi Goreng Ayam dengan telur setengah matang untuk makanan sarapan kami. Selesai makan aku pun berpamitan pada anak-anakku yang lain untuk pergi ke sekolah. Aku pun mencium dan memeluk mereka dengan erat lalu setelah itu aku dan Agus berangkat menggunakan mobil Toyota Fortuner.


Saat di dalam mobil aku dan Agus tidak begitu banyak mengobrol karena aku sibuk membalas pesan yang ada di grup WA sesama guru membahas pertemuan orang tua murid kelas 3 pagi ini di sekolah sedangkan Agus juga fokus menyetir memperhatikan jalanan. Tak terasa 30 menit kemudian kami pun sampai di dekat gerbang sekolahku.


“Gus nanti kamu jemput Mama agak siang aja sekitar jam 1”. Kataku padanya.


“Yaudah nanti Mama kasih tau aja lewat WA”. Balas Agus padaku.


“Yaudah kalo gitu Mama turun dulu ya dah sayang”. Kataku sambil memegang knop pintu.


“Ma, tunggu dulu sebentar”. Tahan Agus.


“Apalagi sih sayang, Mama udah hampir telat nih”. Protesku padanya.


“CUPP”. Cium Agus pada bibirku lembut.


“Ih Agus, nanti keliatan sama orang dari luar”. Protesku padanya dengan wajah agak memerah.


“Tenang aja Ma, ini mobil kan pake kaca film jadi gak bakal tembus pandang dari luar”. Kataku menenangkan Mama.


“Yaudah kalo gitu Mama turun dulu ya, nanti sekitar jam 12 Mama WA kamu lagi”. Kataku padanya lalu turun dari mobil.


“Ok Ma”. Balasnya padaku.


Setelah turun dari mobil aku pun berjalan ke arah pintu gerbang sekolahku dimana sudah banyak orang tua murid yang berdatangan dan memarkirkan mobil atau motornya di halaman sekolah.



-- POV Rini Wulandari


Tak terasa sudah lewat 3 bulan sejak peristiwa persetubuhanku dengan Agus dirumah saat dia pulang dari Surabaya. Selepas persetubuhan itu aku dan Agus pun kembali mengulanginya beberapa kali secara sembunyi-sembunyi baik di dalam rumah maupun di mobil waktu kami sedang jalan berdua. Setiap kali bercinta, sekalipun aku sudah mewanti-wanti Agus agar tidak mengeluarkan spermanya di dalam namun hal itu tidak pernah ia dengarkan dan selalu saja dia membuang spermanya di dalam vaginaku.


Belakangan ini aku cukup sibuk sibuk mempersiapkan latihan soal untuk murid-muridku yang akan menghadapi UN nanti. Hari-hariku di sekolah diisi dengan try out dan pendalaman materi untuk para muridku.


Aku pun mulai agak jenuh dengan rutinitasku belakangan ini. Suamiku Mas Budiawan sibuk dengan urusan kantornya, sedangkan Agus sudah lebih dari sebulan dia tidak pulang ke Malang karena sibuk dengan skripsinya. Yunita anak tertuaku di Jakarta juga belum bisa pulang ke Malang karena sibuk dengan urusan kantornya.


Aku pun berpikir untuk menengok Agus yang ada di Surabaya. Ya aku kangen dengan anakku yang tampan itu. Bagaimana dengan skripsinya? Kenapa sudah lebih dari sebulan ini dia tidak pulang? Apa dia sudah punya pacar di Surabaya sampai-sampai lupa dengan Mamanya yang ada di Malang? Begitu banyak pertanyaan yang menghantui pikiranku tentang Agus.


Peluang aku untuk mengunjungi Agus akhirnya terbuka di akhir pekan ini dimana waktu yang biasanya dihabiskan dengan try out di sekolah namun karena ada piknik ke Pantai Balekambang para guru di sekolahku maka try out Minggu ini diliburkan terlebih dahulu. Aku pun senang sekali dengan hal ini dan sudah menyiapkan alasan untuk izin tidak ikut piknik besok.


“Bu Rini besok Sabtu ikut piknik ke Pantai Balekambang gak bareng temen-temen yang lain?” Tanya Bu Sarah guru Matematika kelas 3 SMA yang cantik berusia setahun lebih muda dariku.


“Wah kayaknya gak bisa Bu Sarah, soalnya saya mau nengokin anak saya si Agus lagi di Surabaya, kemaren sih dia katanya lagi agak kurang sehat gitu karena kecapean ngerjain skripsi, makanya saya mau nengokin sekalian ngecek kondisinya dia kayak gimana? Alasanku pada Bu Sarah.


“Oh gitu ya, yaudah deh semoga cepat sembuh ya buat anaknya Bu Rini. Hati-hati dijaga kesehatannya”. Balas Bu Sarah sambil mengingatkanku.


“Iya makasih Bu Sarah, oh ya saya mau masuk kelas dulu Ya Bu mari”. Kataku pamit sambil membawa tumpukan soal-soal latihan UN di tanganku.


“Iya Bu Rini sama-sama”. Balas Bu Sarah kepadaku.


Malamnya di kamar saat aku akan tidur tiba-tiba suamiku mengajakku mengobrol.


“Ma, kayaknya Papa tahun depan bakal dimutasi ke Jakarta”. Terang suamiku.


“Yang bener Pa?” Tanyaku meyakinkan.


“Iya Ma, Papa tahun depan dipindah ke kantor Kemenkeu di Jakarta.


“Dipindah ke bagian apa Pa?” Tanyaku kritis.


“Ke Dirjen Pajak Ma, soalnya ada beberapa pegawai yang pensiun disitu terus Papa dimutasi untuk ngisi kekosongan pegawai disana”. Jawab Suamiku.


“Oh ya kira-kira tahun depannya kapan Pa?” Tanyaku lagi.


“Sekitar pertengahan tahun ya menjelang tahun ajaran baru sekolah Ma”. Jawab suamiku.


“Oh gitu”. Jawabku pendek.


“Mama kira-kira mau tetap di Malang atau mau ikut Papa ke Jakarta?” Tanya suamiku kembali.


“Gimana ya Pa, Mama masih ada tugas buat ngebimbing anak-anak sampe UN nanti”. Terangku padanya.


“Tapi kalo Mama pindah ke Jakarta kan bisa sering ketemu sama Yunita”. Kata suamiku.


“Iya sih Mama juga udah lama gak ketemu sama Yunita”.


“Kalo gitu Mama abis UN ngajuin pengunduran diri aja sebagai guru dari sekolah terus ikut Papa ke Jakarta”. Perintah Suamiku.


“Terus kalo Mama mengundurkan diri abis itu Mama mau kerja apa Pa”. Sanggahku mendebat usulan suamiku.


“Lha gaji Papa di Dirjen pajak kan cukup buat ngehidupin keluarga kita, jadi kalo Mama berhenti kerja buat ngurusin anak-anak kan gak masalah”. Jawab suamiku enteng.


“Enak aja, Papa harus tahu ya jaman sekarang ini banyak orang berjuang habis-habisan sampe pake nyogok segala buat jadi PNS. Terus sekarang Papa dengan gampangnya nyuruh Mama berhenti? Gak mau! Kataku mendebat keras usulannya.


“Terus Mama mau tetap kerja jadi guru?” Tanya suamiku padaku.


“Iya Pa, Mama mau ikut Papa ke Jakarta asalkan Mama tetap dibolehin kerja jadi guru. Kalo gak boleh biar Papa aja yang pindah sendirian ke Jakarta sana. Kataku padanya.


“Terus urusan pindahannya gimana?” Tanya suamiku lagi.


“Masalah pindahannya biar nanti Mama yang urus sendiri di sekolah”. Jawabku padanya dengan tegas.


“Yaudah kalo gitu maunya Mama Papa gak bisa maksa deh”. Jawab suamiku yang pasrah dengan pendirian kerasku.


“Oh ya Pa, kalo kita pindah terus rumah ini mau diapain?” Tanyaku lagi.


“Ya kalo gak dikontrakin kita jual aja sekalian buat nambah biaya beli rumah baru di Jakarta”. Terang suamiku padaku. Mendengar jawabannya aku pun terdiam dan mulai tidur berbaring ke samping


Saat sedang berbaring ke samping membelakangi suamiku. Aku pun berpikir tentang apa yang dibicarakan suamiku tadi. Rumah ini menyimpan banyak kenangan manis bersama suami dan anak-anakku sekaligus juga jadi saksi perselingkuhanku dengan Pak Kardi di masa lalu. Terlalu banyak kenangan dirumah ini ditambah juga dengan kenangan yang ada di sekolah tempatku mengajar selama lebih dari 20 tahun.


“Ma, main yuk malem ini, udah lama kita gak “gituan”. Ajak suamiku.


“Mama capek nih Pa seharian ngajar terus periksa koreksian anak-anak”.


“Ayolah Ma, sebentar aja lagian anak-anak juga udah tidur kan”.


“Yaudah deh tapi sebentar aja ya Pa, abis itu Mama mau tidur ngantuk banget”. Kuturuti ajakan suamiku karena takut dosa.


Suamiku pun langsung membuka kimono tidur beserta celana dalamnya hingga telanjang bulat. Aku pun juga membuka kimono tidurku dan melemparkannya ke bawah kasur. Suamiku pun langsung menindih tubuhku dari atas lalu menciumi wajahku dan menjilati payudaraku. Walaupun permainan cumbuannya tidak begitu merangsang dan penisnya tak sebesar milik Pak Kardi dan Agus namun sebagai istri yang berbakti aku mencoba melayani suamiku sebaik mungkin.


Tak lama kemudian saat vaginaku mulai basah suamiku pun mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Walaupun penisnya tidak begitu besar namun aku tetap berusaha menikmatinya. Suamiku pun terus menyodok vaginaku dengan lumayan cepat dan membuat birahiku naik ke ubun-ubun.


“Plak Plok Plak Plok Plak Plok”. Begitulah bunyi sodokan penis suamiku pada vaginaku.


“Oh ya terus Pa terus Mama gak tahan”. Kataku merintih-rintih.


15 menit kemudian kurasakan orgasmeku mulai dekat. Aku pun berharap suamiku tidak mengakhiri permainannya sebelum aku keluar. Tak lama kemudian sodokan penis suamiku makin cepat dan brutal. Aku pun tahu bahwa sebentar lagi dia akan orgasme.


“Ma, Papa mau keluar nih udah gak tahan OHH OHH OHH!” Jerit suamiku padaku.


“Tahan Pa, Mama juga udah mau keluar, kita barengan ya OHH OHH OHH OHH!” Kataku menyuruhnya menahan gelombang orgasmenya.


“Oh Ma, Papa udah gak tahan OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah sperma suamiku sebanyak 6 kali semprotan menembak-nembak pintu rahimku.


“Ahh Mama juga keluar Pa Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku juga mencapai orgasme. Selesai bercinta, tubuh suamiku pun ambruk menimpa tubuhku.


“Oh Ma, Papa puas banget malem ini Oh Oh CUPP CUPP CUPP”. Katanya sambil menciumi wajahku.


“Iya Pa, Mama juga puas banget sama Papa”. Kataku menimpalinya.


Tak lama kemudian suamiku pun bangkit dari tubuhku lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami dan dia tertidur membelakangiku. Ya begitulah performa seks suamiku, terkadang dia mampu membuatku orgasme dan mencapai kepuasan. Namun terkadang sewaktu performanya sedang payah saat aku belum apa-apa dia sudah mendengus-dengus menyemprotkan spermanya ke dalam vaginaku.


Sebenarnya aku masih bernafsu ingin melanjutkan permainanku dengan suamiku. Namun karena kulihat dia sudah tertidur kelelahan maka aku pun memutuskan untuk tidur dengan posisi telanjang bulat tertutup dengan selimut tebal.


Keesokan harinya sewaktu jam istirahat Shalat Jum’at aku pun menelpon Agus untuk menanyakan kabarnya dan untuk memberitahukan kedatanganku besok ke tempat kosnya.


“Halo Assalamu’alaikum sayang, gimana kabarnya? Kok lama gak pulang ke Malang?” Tanyaku pada Agus


“Maaf Ma, aku dari kemaren sibuk banget sama penelitian makanya gak sempet pulang ke Malang”. Jawab Agus sambil meminta maaf padaku.


“Oh ya, Besok kamu di kosan kan nak gak kemana-mana?” Tanyaku di sela-sela telepon.


“Iya Ma, emangnya kenapa?” Tanya Agus padaku.


“Mama besok Sabtu pagi mau ke kosanmu. Pengen main sekaligus belanja di Surabaya”.


“Iya aku di kosan kok besok. Yaudah besok aku tunggu ya di Kosan. Dadah Mama Muuaaahhh”. Katanya mesra.


“Iya Muuuaahh juga sayang. Assalamu’alaikum”. Kataku agak memelankan suaraku takut ketahuan oleh guru-guru lain.


Waalaikumsalam Ma”. Jawabnya pendek. Setelah itu komunikasi kami pun selesai.


Keesokan harinya, karena suamiku sedang ada acara di luar kota sampai Senin, jadi aku bisa bebas main dengan Agus selama 2 hari di akhir pekan ini. Sebelum berangkat aku pun Shalat Subuh lalu memompa ASI-ku lumayan banyak untuk stok sampai hari Minggu nanti lalu menyimpannya di dalam freezer. Setelah menyiapkan ASI aku pun berdandan memakai make-up dan juga jilbab.


Kali ini aku memakai model jilbab yang agak lain dari biasanya untuk sedikit mengejutkan Agus. Setelah selesai berdandan aku pun memakan roti dan minum teh hangat sebagai sarapan pagi ini. Setelah sarapan aku pun berpamitan pada anak-anak balitaku dengan alasan untuk menjenguk kakaknya yang sakit. Semula mereka merengek-rengek ingin ikut denganku, namun dengan berbagai cara aku berusaha meyakinkan mereka bahwa mereka tidak perlu ikut dan aku akan kembali pada Minggu besok.


babysitter untuk memberikan Nadia dan Nazwa ASI yang sudah aku taruh di freezer. Setelah selesai memberitahu mereka berdua tepat jam 6 pagi aku menaiki Nissan Serena milikku menyetir sendirian meninggalkan rumah menuju kosan Agus yang ada di Surabaya.


-- POV Agus


Sudah lebih dari sebulan ini aku tidak pulang ke Malang. Ya kesibukanku melakukan penelitian skripsi dan menjalani bimbingan dengan dosen setiap minggu membuatku sangat sibuk. Aku pun merasa sangat rindu dengan Mama.


Hari Jum’at kemaren saat aku sedang di kampus tiba-tiba Mama menelfonku dan bilang akan datang ke Surabaya menengokku besok. Aku merasa senang sekali karena selama aku ngekos di Surabaya, Mama tidak pernah sekalipun main ke tempat kosku dikarenakan kesibukannya sebagai seorang guru. Aku pun mempersilahkan Mama untuk datang ke kosanku.


Sebenarnya hari Sabtu besok aku ada acara ke Bromo dengan teman-temanku. Mereka mengajakku sejak seminggu yang lalu. Aku tidak memberikan jawaban yang pasti kepada mereka karena memang aku sangat sibuk belakangan ini dengan penelitian dan jadwal bimbingan skripsi. Namun setelah Mama bilang akan datang ke Surabaya besok, maka aku pun menolak ajakan teman kuliahku dengan alasan ada Mamaku datang ke Surabaya besok.


Di malam sebelum kedatangan Mama, sebenarnya aku sudah sangat bernafsu karena sudah beberapa hari ini aku tidak mengeluarkan sperma. Namun karena Mama akan datang besok pagi, aku mencoba untuk bersabar dan menunggu sampai Mama tiba di kosanku keesokan harinya.


Pagi harinya sekitar jam 8 pagi saat aku baru saja bangun tidur tiba-tiba pintu kosanku diketuk dari luar. Aku yang masih mengantuk pun bangun dan membukakan pintu. Saat membuka pintu aku pun takjub melihat Mama yang berpenampilan beda hari ini. Jika biasanya Mama selalu memakai jilbab lebar dan baju panjang, namun pagi ini Mama memakai jilbab model turban warna kuning yang hanya menutupi bagian kepala, anting-anting panjang yang menghiasi kedua telinganya, baju warna kuning yang agak ketat dan celana Aladin.


“Assalamu’alaikum sayang, hei kok kamu bengong gitu ngeliatin Mama hihihihi”. Kata Mamaku tersenyum manis lalu masuk ke dalam kamarku.


“Waalaikumsalam, Mama tumben pake jilbab kayak gini”. Kataku takjub melihat penampilannya.


“Ya sekali-sekali gak apa-apa kan kalo tampil beda hihihihi”. Kata Mamaku sambil berjalan dan duduk diatas kasurku.


“Mama tadi berangkat jam berapa dari Malang?” Tanyaku pada Mama.


“Tadi jam 6 pagi Mama udah berangkat. Oh ya kamu udah mandi belum?” Terang Mama sambil bertanya kembali pada Mama.


“Belum Ma, hehehehe”.


“Mandi gih cepetan, abis itu temenin Mama belanja ya”.


“Iya Ma”. Kataku sambil mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.


Setelah mandi aku langsung ke lemari mengambil baju sementara Mama bercermin merapikan make-upnya. Pagi itu aku memakai celana tactical warna khaki, baju hitam dan jaket jeans. Setelah selesai memakai baju aku dan Mama pun keluar dari kamar kos lalu pergi ke tempat perbelanjaan menggunakan mobil Nissan Serena milik Mama.


Setelah setengah jam waktu perjalanan, akhirnya mobil kami pun tiba di Tunjungan Plaza Surabaya. Setelah memarkirkan mobil kami pun langsung masuk kesana untuk mencari belanjaan. Mama membeli banyak baju dan jilbab baru sementara aku juga dibelikan baju oleh Mama karena banyak bajuku yang telah sobek dan lusuh.


Tak lama kemudian waktu Zhuhur pun tiba. Aku dan Mama pun langsung menuju Mushola untuk shalat Dzuhur secara bergantian karena harus menjaga barang-barang belanjaan kami. Setelah shalat Zhuhur kami pun menuju restoran cepat saji Mc Donald’s untuk makan siang. Sewaktu menikmati makan siang Mama pun angkat bicara padaku.


“Gus, Papa kemaren bilang kalo tahun depan dia bakal pindah tugas ke Jakarta”. Kata Mamaku.


“Yang bener Ma?” Tanyaku agak kaget.


“Iya sayang, Papa bilang tahun depan dia pindah jadi PNS pusat di Kemenkeu bagian Dirjen Pajak”. Terang Mamaku.


“Terus kerjaan Mama gimana?” Tanyaku lagi.


“Kemaren Mama sempet debat panjang sama Papa kamu. Dia nyaranin Mama buat berhenti kerja dan urus anak setelah pindah ke Jakarta nanti. Jelas Mama gak mau lah, tau sendiri kan sekarang banyak orang pada berebutan jadi PNS. Mama kasih syarat ke Papa kalo Mama mau ikut asalkan Mama tetap boleh ngajar di sekolah”.


“Terus Mama udah bilang belum sama pihak sekolah”. Tanyaku lagi


“Ya belum sih nak, rencananya Mama mau bilang dalam waktu dekat ini”. Terang Mamaku.


“Oh gitu”. Jawabku pendek.


“Eh gimana, kamu sendiri setuju gak kalo kita pindah ke Jakarta sekalian nyusul Kak Yunita disana?” Tanya Mamaku.


“Aku sih setuju aja Ma, tapi aku mau nyelesaiin skripsiku dulu baru pindah kesana”.


“Iya Mama juga kemaren bilang sama Papa kalo tungguin kamu selesai skripsi dulu setelah itu baru kita pindah”.


“Terus rumah kita di Malang mau diapain Ma kalo kita pindah?”


“Kemaren Mama diskusi sama Papa, katanya rumahnya bakalan dijual atau dikontrakin aja ke orang”.


“Kalo saranku sih mendingan jangan dijual Ma rumahnya, mending dikontrakin aja ke orang”.


“Mama juga maunya begitu sayang, tapi kamu tahu sendiri kan banyak memori buruk dirumah itu yang terjadi sama kita”. Kata Mamaku bimbang dan sedih


mengingat perselingkuhannya dengan Pak Kardi di masa lalu.


“Iya sih Ma, yaudah kalo gitu baiknya aku serahin ke Mama sama Papa deh keputusan akhirnya soal rumah kita itu”. Kataku pasrah. Mama pun hanya tersenyum mendengar jawabanku.


Selesai makan, aku pun bilang pada Mama ingin beli sepatu baru. Mama pun mengiyakan dan kami pun berburu sepatu siang itu. Setelah berputarnya ke beberapa toko, akhirnya aku pun mendapat sepatu yang cocok yaitu sneakers warna merah. Setelah selesai membayar kami pun langsung pulang menuju tempat kosku.


Sampai di kosku sekitar jam 4 sore aku pun merebahkan diri di kasur beristirahat sejenak. Mama pun ikut berbaring di sampingku setelah melepaskan kain jilbabnya dengan menyisakan turban dan anting-antingnya. Melihat Mama rebah di sampingku, nafsuku pun bergejolak. Aku pun memeluk mamaku dan menciumi wajahnya.


“Yah Mama kok dilepas, aku kan udah gak tahan”. Rengekku pada Mama.


“Nanti malem aja ya sayang abis kita makan malem baru nanti main”. Kata Mamaku mengusap kepalaku lembut.


“Yaudah deh kalo gitu, tapi nanti janji ya Ma”.


“Iya sayang, yaudah sekarang Mama mandi dulu ya terus abis itu kita pergi makan diluar”.


“Iya Ma”.


Mama pun langsung mengambil handuk dan pergi mandi. 30 menit kemudian setelah Mama selesai mandi aku pun langsung masuk mandi. Selama di kamar mandi kontolku mengeras luar biasa bagaikan batu. “Sabar ya, nanti malem kamu bisa kok ngerasain memek Mama”. Kataku sambil mengelus kontolku dengan sabar.


Selesai mandi aku langsung keluar dan mengambil bajuku yang ada di lemari. Kulihat Mama sedang berdandan memakai make-up sambil berkaca di cermin yang tertempel di dinding kamarku. Sore itu Mama memakai jilbab turban berwarna merah yang hanya menutupi rambutnya, sepasang anting-anting panjang di kedua telinganya, baju kemeja warna coklat dan celana jeans panjang warna biru.


Aku pun memakai baju kaos oblong ketat warna hitam dengan celana army tactical warna hijau untuk menemani Mama malam ini. Tak lama kemudian azan Maghrib pun berkumandang.


“Sayang, sholat Maghrib dulu ya, abis itu baru kita pergi”. Pinta Mamaku.


“Iya Ma”.


Kami pun shalat Maghrib berjamaah di kamar kosku. Selesai shalat aku dan Mama pergi meninggalkan kosan untuk makan malam diluar.


Akhirnya kami sampai di restoran yang menjual steak yang cukup terkenal di Kota Surabaya. Malam itu aku dan Mama memesan steak daging sapi Rib eye ukuran besar yakni 400 gram lengkap dengan sayuran dan kentang yang banyak. Kami menghabiskan makan malam dengan cukup lahap.


Selesai makan malam, sebenarnya aku langsung ingin pulang karena sudah tidak tahan ingin menggauli Mama. Namun Mama malah mengajakku keliling kota dengan alasan agar lebih hafal dengan seluk-beluk jalanan Kota Surabaya, alhasil aku pun menuruti keinginan Mamaku untuk berkeliling kota selama satu setengah jam.


Setelah berkeliling kota selama satu jam lebih, sekitar jam setengah 10 akhirnya kami pun tiba di kosanku. Kami pun langsung keluar dari mobil dan menuju kamar kosku yang ada di lantai dua. Setelah masuk ke dalam aku langsung memeluk Mamaku erat-erat.


“Udah gak tahan ya anak Mama hihihihi”. Katanya sambil tersenyum.


Aku pun tidak menghiraukan omongannya dan langsung menciumi bibirnya sambil memainkan lidahnya. Setelah puas menciuminya, kami pun saling melepaskan pakaian masing-masing hingga telanjang bulat. Namun saat Mama akan membuka jilbab turbannya aku pun melarangnya.


“Lho sayang kenapa?” Tanya Mamaku heran.


“Aku pengen gituan Mama sambil pake turban sama anting-anting kayak gini”. Kataku sambil memegangi turban dan anting-antingnya. Mamaku pun hanya tersenyum dengan permintaanku.


Aku pun membimbing Mama menuju ranjangku. Sampai di ranjang aku dan Mama pun saling mencumbu dan berciuman mesra. Kurebahkan tubuh Mama di ranjangku dan setelah berciuman mesra aku dan Mama langsung mengambil posisi 69 dimana aku menjilati memek Mama sedangkan Mama menghisap-hisap kontolku.


“Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Ahh Ahh Ahh”. Desahku menikmati jilatan Mama pada kontolku.


15 menit kemudian kontolku yang berukuran 19 cm dan berdiameter 4 cm pun telah mengeras sempurna. Kudengar Mamaku pun mendesah semakin kencang dan pada akhirnya;


“Ahh Mama keluar Gus Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT”. Desah Mamaku sambil orgasme dan memuncratkannya ke mukaku.


Aku memberikan Mama waktu istirahat sebentar untuk mengatur nafasnya. 5 menit kemudian aku pun tak tahan lagi. Kuminta izin untuk memasukkan kontolku ke dalam memeknya;


“Ma, aku udah gak tahan banget nih, aku masukin ya”. Pintaku pada Mama.


“Pelan-pelan sayang, punya kamu gede banget soalnya”.


Aku pun langsung mengatur posisi dan menaiki tubuhnya dari atas. Tak lupa kubuka lebar selangkangannya sambil memegang kontolku yang sudah mengeras bagai batu. Mama pun memegang kontolku dengan tangannya dan membantuku memasukkan kontolku ke dalam memeknya.


“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH!” Desahku menahan nikmat ketika kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya yang sempit dan nikmat itu.


“OHH OHH OHH enak Ma”. Desahku ketika kontolku masuk sepenuhnya ke dalam memeknya.


Aku pun mulai menyodok memek Mamaku dengan irama sedang. Selama menyodoknya aku menciumi bibir, leher, anting-anting, dan kedua payudaranya yang montok dan bersusu itu. Kunikmati setiap jengkal tubuh Mamaku dengan penuh nafsu.


“OHH OHH OHH OHH OHH”. Desahku pada Mama.


AHH AHH AHH Sayang AHH AHH”. Desah Mama padaku.


15 menit kemudian aku pun meminta Mamaku untuk ganti posisi jadi doggy style. setelah menungging aku pun menyodok Mamaku dari belakang sambil menciumi punggungnya yang mulus. “Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak”. Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Mama. Kurang lebih 5 menit aku menyodok Mama dalam posisi seperti itu.


Setelah memberikan kesempatan pada Mama untuk beristirahat menikmati orgasmenya, sekarang aku dan Mama pun berganti posisi dengan memangku Mama sambil berhadap-hadapan. Dalam posisi ini aku bisa leluasa memainkan payudaranya yang montok. Kusodok Mama lumayan kencang hingga payudaranya bergoyang-goyang dengan keras.


10 menit kemudian aku pun merasa akan klimaks. Karena akan keluar aku pun kembali menidurkan Mama dalam posisi misionaris dan aku kembali menindih tubuh Mama dari atas. Kuciumi tubuh Mamaku mulai wajahnya yang cantik, lalu turun ke lehernya yang mulus beserta anting-antingnya yang cantik, lalu turun menghisap-hisap payudaranya yang montok.


“OHH OHH OHH Mama cantik jilbaban pake anting-anting OHH OHH OHH!” Kataku mendesah-desah dengan keras.


“AHH AHH AHH AHH AHH iya sayang kamu suka ya AHH AHH AHH!” Timpal Mamaku.


“OHH OHH OHH iya Ma, aku mau Mama pake jilbab kayak gini tiap hari OHH OHH OHH!” Jawabku pada Mama.


5 menit kemudian aku merasa spermaku akan keluar. Sperma yang telah kutabung cukup lama ini akan keluar sebentar lagi. Aku mempercepat sodokan kontolku pada memek Mama semakin cepat dan semakin dalam hingga menyentuh mulut rahimnya. Saat akan keluar aku pun memasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya dan berteriak-teriak lalu menciumi anting-antingnya.


“OHH OHH OHH Mama aku keluar Ma, OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT OHH OHH!” Teriakku sambil mengeluarkan sperma sebanyak 15 kali tembakan ke dalam rahimnya.


“AHH AHH AHH Mama keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mamaku yang juga telah menjemput orgasmenya. Setelah mengeluarkan cairan kami masing-masing tubuhku pun ambruk menimpa tubuh montok Mamaku.


Sambil mengatur nafas, aku pun mencium leher mulus Mamaku dan memainkan anting-antingnya. Setelah itu aku dan Mama pun saling berciuman mesra lalu kami memulai percakapan.


“Gus tadi sperma kamu keluar banyak banget di rahim Mama, nanti Mama bisa hamil sayang”. Katanya sambil mengusap-usap kepalaku dengan lembut.


“Biarin, aku mau punya anak dari Mama”. Kataku tegas.


Setelah saling bermesraan, aku pun angkat bicara pada Mama.


“Ma, aku mau ngomong sesuatu sama Mama”. Kataku pada Mama


“Iya sayang ayo ngomong aja sama Mama”. Balas Mama padaku.


“Ma, Mama tahu gak kalo dulu Mama sebenarnya diguna-guna sama Pak Kardi buat muasin hawa nafsunya”. Kataku mulai membuka rahasia.


“Maksud kamu, Mama dipelet gitu sama dia?” Tanya Mamaku.


“Iya Ma, Pak Kardi melet Mama pake ilmu nguyup pejuh”.


“Apa itu ilmu nguyup pejuh sayang?”


“Itu ilmu pelet yang caranya numpahin sperma ke BH sama celana dalam korban sambil dibacain mantra-mantra tertentu supaya si korban nurut dan mau ikut apa kata pelaku”.


“Tahu dari mana kamu Pak Kardi pake ilmu kayak gitu?” Tanya Mamaku.


“Kemaren waktu Mama digituin sama Pak Kardi, aku sempat minta bantuan salah satu Ustadz yang ngerti soal ilmu hitam disini Ma. Waktu aku nanya sama Pak Ustadz perihal Mama, dia langsung nerawang pake mata batinnya terus bilang ke aku Mama dipelet sama Pak Kardi pake ilmu nguyup pejuh”.


“Oh iya Mama inget, dulu Mama sering ngintipin Pak Kardi masturbasi pake BH sama celana dalam Mama”. Jawab Mamaku sambil mengingat kembali kejadian soal Pak Kardi.


“Nah pas tahu kalo Mama dipelet sama Pak Kardi, lantas aku minta bantuan Ustadz itu buat ngelepasin Mama dari pengaruh ilmu pelet itu”.


“Caranya gimana sayang”. Tanya Mamaku dengan Mata yang berkaca-kaca.


“Setiap aku pulang dari Surabaya aku selalu bawain air yang udah dibacain doa dari Pak Ustadz terus aku campurin ke minuman Mama supaya pengaruh ilmu peletnya bisa luntur pelan-pelan, nah si Pak Ustadz itu yang bagian ngelawan ilmu pelet Pak Kardi, soalnya ilmu nguyup pejuh itu termasuk ilmu pelet tingkat tinggi”.


“Terus abis itu gimana sayang hiks hiks hiks”. Kata Mamaku mulai menangis terisak-isak.


“Setelah itu kan gak lama setelah Mama melahirkan Pak Kardi sama istrinya Mbok Minah kan kecelakaan Ma, nah kata Pak Ustadz itu kecelakaan yang Pak Kardi alamin itu adalah balasan dari perbuatannya karena udah ngegangguin Mama selama 4 tahun. Makanya setelah Pak Kardi meninggal Mama langsung bisa ngelupain dia dengan cepat kan”.


“Iya sayang hiks hiks hiks hiks”. Kata Mamaku dengan Isak tangisnya yang makin keras.


“Udah Ma gak usah nangis, yang penting kan sekarang udah gak ada yang ganggu keluarga kita”. Kataku sambil mengusap air matanya.


“Mama jadi ngerasa bersalah karena perbuatan Mama dulu nak huhuhuhuhu. Dulu Mama pikir kamu gituin Mama karena cuma pengen balas dendam aja, tapi setelah tahu cerita sebenarnya Mama sadar rupanya kamu bukan cuma udah nyelamatin Mama tapi kamu juga udah nyelematin kita satu keluarga dari pengaruh ilmu syirik itu hiks hiks hiks hiks!


“Itu udah jadi tugasku sebagai seorang anak buat nyelamatin Mama dari gangguan orang lain”. Jawabku padanya.


“Makasih ya sayang, Mama jadi utang budi sama kamu hiks hiks hiks hiks!” Kata Mamaku sambil memelukku erat-erat.


Merasakan tubuh montok Mama memelukku erat-erat membuat nafsuku bangkit kembali, aku pun mengutarakan maksudku pada Mama.


“Ma, aku jadi nafsu lagi nih gara-gara Mama peluk kenceng kayak gini”.


“Kamu nafsu lagi ya sayang? Yaudah deh kalo gitu sekarang terserah kamu mau apain Mama, tapi jangan kelewat keras ya mainnya soalnya Mama udah capek”.


“Iya Ma, yaudah sekarang buka dong paha Mama, kontolku udah gak tahan nih mau masuk ke memek Mama”. Kataku padanya.


“Iya sayang sabar ya”. Kata Mamaku lalu membuka pahanya lebar-lebar supaya kontolku bisa masuk ke dalam memeknya.


“BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH!” Desahku menahan nikmat ketika kontolku kembali masuk ke dalam memeknya.


Di ronde kedua ini aku dan Mama melakukannya secara lebih santai. Mama begitu sabar meladeniku. Kami melakukannya dengan berbagai macam gaya mulai dari doggie style, saling pangku, miring, Women on Top dll. Mama terlihat begitu pasrah dan menikmati permainanku ronde kedua ini.


“OHH nikmat Ma nikmat OHH OHH OHH!” Kataku ketika dalam posisi miring saling berhadapan.


“AHH sayang iya enak banget AHH AHH!” Balas Mamaku.


Saat kembali dalam posisi misionaris tiba-tiba spermaku mendesak ingin keluar. Aku pun mempercepat sodokanku pada memeknya dan saat akan klimaks aku menyodok memek Mama dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya lalu berteriak kencang.


“Mama aku keluar lagi OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT OHH OHH OHH!” Teriakku sambil menyemprotkan sperma sebanyak 12 kali semprotan ke dalam rahimnya.


“AHH AHH AHH Mama juga keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Mama yang juga telah mencapai orgasmenya. Karena kelelahan yang teramat sangat tubuhku pun ambruk menindih tubuh montok Mamaku dalam posisi kontolku masih menancap di dalam memeknya.


“Ma aku puas banget sama Mama CUPP CUPP CUPP!” Kataku sambil menciumi bibir dan anting-anting di kedua telinganya.


“Mama juga puas banget sama sayang”. Katanya dengan wajah sayu sambil mengusap-usap kepalaku.


Kami pun saling mengatur nafas masing-masing lalu kembali melanjutkan pembicaraan.


“Ma, besok-besok kalo pake jilbab yang kayak gini aja ya, yang bisa pake anting-anting”. Pintaku pada Mama sambil memegangi jilbab turbannya yang basah karena keringat dan anting-antingnya.


“Aduh gimana ya sayang, Mama pake jilbab kayak gini aja karena Papa kamu lagi gak ada. Kalo Papa kamu ada Mama mana berani pake jilbab model begini. Bisa dimarahin seharian Mama sama Papa kamu”. Kata Mamaku khawatir.


“Yaudah kalo gitu Mama pake jilbab kayak gini waktu main ke Surabaya aja kalo lagi jengukin aku”. Pintaku pada Mama.


“Iya sayang Mama janji”. Katanya sambil mencubit hidungku dengan gemas.


“Ma, aku mau tidur sambil nindih Mama kayak gini boleh gak?” Soalnya aku mau netek sama Mama”. Pintaku manja.


“Aduh kolokan banget sih anak Mama, yaudah sekarang kamu boleh netek sama Mama tapi abis itu tidur ya soalnya Mama udah ngantuk berat ini”. Kata Mamaku lembut.


Setelah Mama membolehkan aku pun langsung menghisap-hisap kedua payudara Mamaku yang montok dan penuh dengan ASI ini. Kurasakan ASI Mama terasa manis dan lezat. “Oh pantas saja adik-adiknya tumbuh dengan sehat, ternyata karena ASI Mama begitu melimpah dan lezat seperti ini”. Setelah selesai meminum ASI di kedua payudaranya, kulihat Mamaku sudah tertidur pulas karena kelelahan akibat pertempuran dahsyat malam ini.

Tidak ada komentar: